Sabtu 29 Oct 2022 07:25 WIB

Kredit Bank Jatim Tumbuh 6,83 Persen

Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi penyaluran.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Bank Jatim
Foto: Dadang Kurnia
Bank Jatim

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatatkan peningkatan total kredit mencapai 6,83 persen (year on year/yoy) hingga September 2022. Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman menjelaskan, pertumbuhan penyaluran kredit Bank Jatim terjadi di seluruh segmen. 

Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi yang naik 19,07 persen (yoy) atau tercatat Rp 5,73 triliun. Hal yang sama juga berlaku pada portofolio kredit komersial yang mengalami peningkatan sebesar 5,89 persen atau tercatat Rp 11,75 triliun.

Baca Juga

"Portofolio kredit di sektor konsumsi tak luput dari peningkatan signifikan dimana tumbuh sebesar 5,05 persen atau tercatat Rp 28,50 triliun," ujarnya, Jumat (28/10/2022).

Pertumbuhan penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti perbaikan kualitas pinjaman, dimana rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,76 persen pada kuartal III 2022. Rasio Non Performing Loan (NPL) gross Bank Jatim juga ikut melandai di angka 3,72 persen. Penurunan rasio NPL dan LAR tersebut mengindikasikan semakin sehatnya kualitas kredit Bank Jatim.

"Bank Jatim juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada Net Interest Income (NII) di kuartal III 2022 yang naik sebesar 8,57 persen (yoy) atau tercatat Rp 3,66 triliun. Sementara itu, biaya provisi menurun sebesar 10,72 persen (yoy) atau tercatat Rp 318 milliar," ujar Busrul.

Berdasarkan catatan tersebut, Bank Jatim mencatatkan kenaikan laba bersih 1,51 persen (yoy) atau sebesar Rp 1,20 triliun serta Asset yang tercatat sebesar Rp 98,48 triliun. Sedangkan komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode September 2022 antara lain, Return On Asset (ROA) sebesar 2,02 persen, Return on Equity (ROE) sebesar 15,85 persen, dan Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,17 persen.

Busrul mengakui, laba Bank Jatim terbilang lebih rendah dibandingkan BPD besar lainnya. "Ini sebagai bagian dari konsolidasi bank yang tengah melakukan penguatan bisnis dengan melakukan berbagai perbaikan kebijakan, struktur organisasi, hingga sumber daya manusia," kata Busrul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement