Sabtu 29 Oct 2022 16:24 WIB

Sejarah Tempeh, Makanan Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Tempeh ditetapkan sebagai warisan takbenda, tepat satu tahun lalu.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
Google Doodle Tempe. Hari ini Google Doodle menampilkan gambar tempe di tampilan utamanya. Foto: Tangkapan layar.
Google Doodle Tempe. Hari ini Google Doodle menampilkan gambar tempe di tampilan utamanya. Foto: Tangkapan layar.

Google Doodle Tempe. Hari ini Google Doodle menampilkan gambar tempe di tampilan utamanya. Foto: Tangkapan layar.
Google Doodle Tempe. Hari ini Google Doodle menampilkan gambar tempe di tampilan utamanya. Foto: Tangkapan layar.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Jika Sedulur membuka laman pencarian Google, akan muncul logo Google yang memperlihatkan gambar tempe mendoan. Google doodle hari ini, Sabtu (29/10/2022) memang menampilkan doodle tempe mendoan hasil karya ilustrator artis tamu Reza Dwi Setyawan asal Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Bukan tanpa alasan Google memilih tempeh menjadi Google Doodle hari ini. Sebab menurut Google, protein nabati bergizi ini adalah makanan fermentasi asal Indonesia yang usianya diperkirakan sudah mencapai empat abad alias 400 tahun.

BACA JUGA: Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Update: Resmi dan Banyak Fitur Baru

Tempe Mendoan yang digambarkan di Doodle adalah salah satu varietas Tempe goreng di Indonesia. Makanan ini menjadi ikonik sebagai Warisan Budaya Takbenda pada Sabtu, 29 Oktober 2021.

BAHAN TEMPE

Tempe terbuat dari kacang kedelai, tetapi bisa juga dibuat dari kacang-kacangan lain atau biji-bijian dengan fermentasi yang sama. Mendoan adalah tempe yang digoreng dan berasal dari Eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Y2Mate Apk: Download MP3 dari Video YouTube, Gratis tanpa Bayar, Aman, Cepat

Mendoan berasal dari bahasa Banyumasan, yaitu mendo yang berarti setengah matang atau lembek. Seperti kita ketahui, tempe mendoan digoreng di dalam minyak dalam waktu sebentar saja alias "setengah matang".

Tempeh pertama kali didokumentasikan pada tahun 1600-an di Desa Tembayat, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Tempeh tercatat dalam Serat Centhini, kitab ajaran masyarakat Jawa yang ditulis dalam bentuk syair dan terdiri dari 12 jilid. Serat Centhini diterbitkan pada abad ke-17 atau 1815 di bawah Raja Pukubuwono V dari Kerajaan Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.

BACA JUGA: Catat! Jadwal Ganjil Genap Kawasan Puncak Berlaku Akhir Sabtu-Ahad Ini

Tak hanya di Indonesia, makanan seperti Tempeh juga diproduksi di China yakni kedelai koji atau Douchi yang terbuat dari kacang hitam atau kuning yang difermentasi. Selain Douchi dari China, ada juga Natto yang berasal dari Jepang yakni kedelai yang difermentasi dengan Bacillus subtilis.

Berdasarkan catatan Serat Centhini, Tempa yang ada sebelum tahun 1800 memiliki hubungan dengan budaya imigran Cina pada masa lalu. Imigran Cina yang datang ke Indonesia dahulu memperkenalkan pembuatan tahu ke Jawa pada abad ke-17, namun tidak diketahui siapa penemunya, sehingga Tempeh menjadi kearifan lokal yang dimiliki bersama.

TONTON VIDEO REKOMENDASI:

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Download Minecraft PE 1.19.11 Paling Baru di Sini: Legal, Aman, dan Cepat

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.republika.co.id/posts/186041/sejarah-tempeh-makanan-indonesia-yang-jadi-google-doodle-hari-ini
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement