Ahad 30 Oct 2022 12:37 WIB

Rusia Tangguhkan Kesepakatan Koridor Gandum Laut Hitam

Rusia tangguhkan kesepakatan karena diserang drone Ukraina yang diduga milik Inggris

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa. Pemerintah Rusia telah menangguhkan implementasi kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam atau dikenal dengan Black Sea Grain Initiative. Kesepakatan yang dicapai Juli lalu dengan bantuan mediasi PBB dan Turki bertujuan mencegah risiko kerawanan pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa. Pemerintah Rusia telah menangguhkan implementasi kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam atau dikenal dengan Black Sea Grain Initiative. Kesepakatan yang dicapai Juli lalu dengan bantuan mediasi PBB dan Turki bertujuan mencegah risiko kerawanan pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia telah menangguhkan implementasi kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam atau dikenal dengan Black Sea Grain Initiative. Kesepakatan yang dicapai Juli lalu dengan bantuan mediasi PBB dan Turki bertujuan mencegah risiko kerawanan pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Dalam keterangannya pada Sabtu (29/10), Rusia mengungkapkan, penangguhan penerapan kesepakatan Black Sea Grain Initiative dilakukan setelah sejumlah kapal dan infrastruktur militer mereka di Sevastopol diserang pesawat nirawak (drone) Ukraina. Moskow pun menuding para spesialis atau ahli dari Inggris terlibat dalam proses penyerangan tersebut.

“Sehubungan dengan tindakan angkatan bersenjata Ukraina, yang dipimpin ahli-ahli Inggris, yang menargetkan, antara lain, kapal-kapal Rusia yang memastikan berfungsinya koridor kemanusiaan tersebut (yang tidak dapat didefinisikan selain sebagai tindakan terorisme), Rusia tidak dapat memberikan jaminan keamanan untuk kapal kargo kering sipil yang berpartisipasi dalam Black Sea Grain Initiative dan menangguhkan pelaksanaannya mulai hari ini dan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia.

Kemenlu Rusia menambahkan, instruksi terkait telah diberikan kepada perwakilan negara mereka di Joint Coordination Center di Istanbul, Turki. Pusat tersebut bertugas mengawasi lalu lintas pengiriman bahan pangan dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

Secara terpisah, sebelum penangguhan Black Sea Grain Initiative diumumkan, Menteri Pertanian Rusia Dmitry Patrushev mengatakan, Rusia siap memasok hingga 500 ribu ton biji-bijian ke negara-negara miskin dalam empat bulan ke depan secara gratis. Proses tersebut bakal dilakukan dengan bantuan Turki.

"Dengan mempertimbangkan panen tahun ini, Federasi Rusia sepenuhnya siap untuk menggantikan gandum Ukraina dan mengirimkan pasokan dengan harga terjangkau ke semua negara yang tertarik," katanya.

Pada 22 Juli lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan koridor gandum di Istanbul. Perjanjian itu ditekan di bawah pengawasan PBB dan Turki.

Dengan perjanjian tersebut, Moskow memberi akses kepada Ukraina untuk mengekspor komoditas biji-bijiannya, termasuk gandum, dari pelabuhan-pelabuhan mereka di Laut Hitam yang kini berada di bawah kontrol pasukan Rusia. Itu menjadi kesepakatan paling signifikan yang dicapai sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari lalu.

Rusia dan Ukraina merupakan penghasil 25 persen produksi gandum dan biji-bijian dunia. Sejak konflik pecah Februari lalu, rantai pasokan gandum dari kedua negara itu terputus.

Ukraina tak dapat melakukan pengiriman karena pelabuhan-pelabuhannya direbut dan dikuasai Rusia. Sementara Moskow tak bisa mengekspor karena adanya sanksi Barat. Hal itu sempat memicu kekhawatiran bahwa dunia bakal menghadapi krisis pangan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement