Ahad 30 Oct 2022 15:19 WIB

AP II Pastikan Kesiapan Tiga Bandaranya Dukung G20

Bandara di bawah kelolaan AP II akan atur handling delegasi G20

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah calon penumpang pesawat mengantre di loket lapor diri di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan kesiapan tiga bandaranya untuk mendukung KTT G20 pada 15 dan 16 November 2022. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan ketiga bandara pendukung tersebut yakni Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan Bandara Internasional Banyuwangi.
Foto: ANTARA/Fauzan
Sejumlah calon penumpang pesawat mengantre di loket lapor diri di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan kesiapan tiga bandaranya untuk mendukung KTT G20 pada 15 dan 16 November 2022. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan ketiga bandara pendukung tersebut yakni Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan Bandara Internasional Banyuwangi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan kesiapan tiga bandaranya untuk mendukung KTT G20 pada 15 dan 16 November 2022. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan ketiga bandara pendukung tersebut yakni Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan Bandara Internasional Banyuwangi.

“Kami mengikuti standar untuk layanan airport G20 ready. Kami menyiapkan keseluruhan handling delegasi,” kata Awaluddin, Ahad (30/10/2022). 

Awaluddin menuturkan kesiapan bandara tersebut disesuaikan dengan standar yang sudah ditentukan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Koordinator Bindang Kemaritiman dan Investasi. Standardisasi tersebut dipastikan untuk memastikan pelayanan dalam menerima delegasi dan proses kepulangan berjalan lancar.

“Jadi tiga bandara ini kita nyatakan tiga bandara pendukung yang kategorinya airport G20 ready pada posisi H-10 15-16 November,” tutur Awaluddin.

Dia menegaskan kesiapan dimaksimalkan dengan mengedepankan layanan penerbangan komersial lainnya. Sebab, lanjut Awaluddin, layanan penerbangan komersial di bandara pendukung tidak menjadi pertimbangan seperti di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. 

“Arahan Kemenhub dan Kemenko Marves sudah jelas bagaimana kemudian kesiapan bandara pendukung harus mengikuti desain rencana operasi di bandara utama,” ujar Awaluddin. 

Dia menuturkan, dampak langsung yang akan dialami AP II tidak sebesar seperti di bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Untuk itu, Awaluddin belum bisa memperkirakan akan ada peningkatan penerbangan seberapa besar selama perhelatan KTT G20. 

“Kami masih menghitung tapi kesiapan untuk menyatakan konteks airport siap sudah dilakukan dari sekarang. Semua sudah diatur,” ucap Awaluddin. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto mengatakan untuk pengaturan transportasi kedatangan tamu negara pada G20 sudah dilakukan. Novie menuturkan ada tim khusus yang mengatur secara detil. 

“Bahkan misalnya pesawat presiden ini mau diparkir di mana, datangnya di mana, itu disiapkan. Kita sudah detilkan pesawat ini datang seperti apa. Pesawat ini kan tidak sendirian ada belakang-belakangnya juga. Itu sudah disiapkan. Termasuk tim penjemputan udara. Busnya sudah semuanya elektrik,” jelas Novie. 

Novie menyebut nantinya akan ada 11 bandara pendukung selama G20 berlangsung. Dia menuturkan tidak semua pesawat kepala negara akan diparkir di Bandara I Gusti Ngurah Rai. 

“Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri bagaimana mengatur parkir dan portokoler,” ucap Novie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement