Ahad 30 Oct 2022 15:55 WIB

Over Kapasitas Pengunjung, Penyebab Konser Musik Berdendang Bergoyang Dihentikan

Akibat kelebihan kapasitas, banyak pengunjung berdesakan dan jatuh pingsan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda
Penyanyi Isyana Sarasvati saat tampil dalam Berdendang Bergoyang Festival di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (29/10/2022). Festival musik yang berlangsung hingga Minggu (30/10) tersebut menampilkan puluhan penyanyi dan grup musik lintas aliran di lima panggung dalam satu area Istora.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Penyanyi Isyana Sarasvati saat tampil dalam Berdendang Bergoyang Festival di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (29/10/2022). Festival musik yang berlangsung hingga Minggu (30/10) tersebut menampilkan puluhan penyanyi dan grup musik lintas aliran di lima panggung dalam satu area Istora.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi membubarkan konser musik Berdendang Bergoyang, yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Festival musik yang sedianya digelar selama tiga hari sejak Jumat (28/10/2022), dihentikan akibat kapasitas yang berlebih atau over kapasitas. Sehingga izin konser musik yang digelar di kawasan Istora Senayan, Jakarta Pusat itu dicabut.

“Overcapacity, dan membahayakan penonton. Untuk saat ini dua orang dari manajemen sedang kami lakukan pemeriksaan, dan membuat rekomendasi izin hari ini dicabut. Karena beberapa pertimbangan yang tidak diindahkan,” ujar Kapolres, Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, saat dikonfirmasi, Ahad (30/10/2022).

Baca Juga

Menurut Komarudin, akibat kelebihan kapasitas, banyak pengunjung berdesakan dan jatuh pingsan. Padahal kapasitas tempat konser itu hanya bisa diisi oleh 10 ribu massa, namun fakta di lapangan ada sekitar 20 ribu massa. Bahkan pihak panita juga tidak menyampaikan secara jujur perihal jumlah pengunjung yang dapat masuk ke venue konser.

“Di sana dicantumkan bahwa undangan atau penonton itu sebanyak tiga ribu. Kami juga menemukan surat yang diajukan kepada Dinas Parekraf dan juga Satgas Covid-19 itu sebanyak lima ribu, tapi faktanya di hari pertama itu jumlah pengunjung tembus di angka 20 ribu lebih,” jelas Komarudin.

Komarudin menegaskan penghentian atau pencabutan izin konser dilakukan untuk mengantisipasi pencegahan jatuhnya korban jiwa. Apalagi panitia konser juga tidak mengindahkan permintaan dari pihak kepolisian. Salah satunya, untuk mengurangi jumlah panggung yang awalnya ada lima panggung dikurangi menjadi tiga panggung saja.

“Dari lima panggung yang ada, kami minta cuma tiga, juga penambahan jumlah petugas kesehatan dan pembatasan jumlah pengunjung sampai dengan batas maksimal 10 ribu. Namun ini tidak diindahkan,” keluh Komarudin.

Bahkan pada haru kedua perhelatan konser, Sabtu (29/10/2022) pengunjung yang masuk tercatat dari pintu 1 dan pintu 2 sebabyak 21.500 lebih, di luar panitia. Sehingga terjadi insiden gesekan antara pengunjung yang berada di dalam dan di luar gedung ke hall dalam Istora. Karena memang di dalam sudah tidak memungkinkan untuk ditambah lagi tapi pengunjung yang di luar tetap ingin masuk ke dalam.

“Terjadi dorong-dorongan, ada yng pingsan, ada yang lecet-lecet dan sebagainya. Berdasarkan fakta tersebut kami mengambil keputusan bahwa semalam kegiatan tepat pukul 22.00 Wib kami hentikan,” ungkap Komarudin.

Sebelumnya viral di sosial media terkait kekecewaan penonton akibat penghentian paksa konser musik Berdendang dan Bergoyang. Para penonton konser berteriak meminta refund tiket, mereka kecewa karena acara yang sedang berlangsung dihentikan secara paksa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement