REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia meluncurkan indeks syariah baru, IDX Sharia Growth, Senin (31/10/2022). Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan, indeks syariah semakin dibutuhkan sebagai panduan bagi investasi pasif yakni reksa dana dan ETF.
"Investasi pasif ini terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir, per Agustus 2022, asset under managementnya terus meningkat," katanya.
Pada 2016, jumlahnya hanya Rp 4 triliun dan saat ini nilainya menjadi Rp 16,6 triliun. Untuk mendukung investasi pasif tersebut, BEI meluncurkan indeks-indeks baru sebagai //benchmark// agar pasar investasi pasif lebih berkembang.
Menurutnya, BEI juga akan meluncurkan indikatif NAB nantinya. Sosialisasi dan edukasi terus dilakukan agar iklim investasi di Indonesia menjadi lebih dinamis. Investor dapat memilih untuk investasi secara aktif melalui saham secara langsung atau pasif melalui reksa dana atau ETF.
"Bursa dalam beberapa tahun terakhir terus luncurkan indeks, seperti yang tematik ESG, syariah, sector leader, total kini ada total 40 indeks yang dikelola," katanya.
Pasar modal syariah sendiri terus mengalami pertumbuhan pesat selama 10 tahun terakhir. Jumlah saham syariah pada 2011 yakni sebanyak 314 saham syariah dan per September 2022 mencapai 493 saham syariah atau tumbuh, 56,7 persen.
Peningkatan juga dari aktivitas dan transaksi saham syariah yang capai 9,8 persen per tahun dari rata-rata harian Rp 3,03 triliun menjadi Rp 7,74 triliun. Untuk itu, berbagai upaya terus dilakukan untuk menumbuhkan pasar modal syariah.
"Saat ini indeks yang terkait syariah ada empat, yakni ada JII, ISSI, JII70, dan IDX MES BUMN 17," katanya. Indeks IDX Sharia Growth diharapkan bisa melengkapi yang sudah ada sebagai pendekatan baru panduan investasi saham-saham syariah.