Pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan (Korsel) yang digelar pada Sabtu (29/10) lalu menelan korban jiwa. Sedikitnya 146 orang tewas karena berdesakan dan terinjak. Kawasan Itaewon di Yongsan adalah kawasan populer dan dipenuhi banyak bar yang ramai oleh pengunjung terutama kalangan muda. Setiap perayaan halloween, daerah ini kerap menjadi tujuan banyak orang di ibukota negara tersebut.
Bagi masyarakat Indonesia tradisi halloween dikenal melalui film-film buatan Amerika Serikat. Festival tersebut biasa dirayakan pada tanggal 31 Oktober setiap tahun. Dalam merayakannya, masyarakat Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, sering kali berdandan dan menggunakan kostum unik. Anak-anak umumnya akan berkeliling dan mengetuk pintu rumah-rumah penduduk untuk meminta permen.
Meski dikenal sebagai bagian dari kebudayaan barat, tapi di sebagian negara barat justru kurang populer - tidak seperti di Amerika Serikat. Misalnya di Inggris, perayaan halloween baru populer selama dua dekade terakhir sedangkan masyarakat Australia tidak seantusias warga negeri Paman Sam dalam menyambut halloween. Jadi, sebetulnya dari mana tradisi halloween ini berasal?
Tradisi Bangsa Celtic
Meski tidak populer di Inggris, namun kenyataannya perayaan halloween berasal dari tanah Britania Raya. Sekitar 2000 tahun lalu, sebelum masehi, tradisi paganisme bangsa Celtic melahirkan perayaan yang identik dengan suasana seram itu. Bangsa Celtic kala itu tinggal di daerah-daerah yang sekarang dikenal sebagai Wales, Skotlandia, Irlandia, Inggris, dan Perancis bagian utara.
Mereka merayakan tahun baru tanggal 1 November, yang ditandai dengan peralihan musim panen (musim gugur) menjadi musim dingin yang gelap dan berat. Saking ekstremnya iklim saat itu, musim dingin sering menyebabkan kematian. Bangsa Celtic percaya bahwa di malam peralihan tahun baru itu, batas antara dunia yang hidup dan yang mati mengabur. Mereka juga meyakini pada malam tersebut arwah para leluhur mengunjungi bumi, diikuti roh-roh jahat. Untuk mengusir roh jahat, pendeta akan merapalkan mantra dan masyarakat membuat api unggun besar.
Pada malam itu bangsa Celtic akan mengenakan kepala binatang dan kostum dari kulit binatang. Mereka juga mempersembahkan beberapa sesajen. Tujuannya untuk berkomunikasi dengan roh leluhur dan meramalkan apa yang akan terjadi pada tahun depan. Tradisi tersebut disebut dengan Samhain (dibaca: sow-win).
Era Bangsa Romawi hingga Masuknya Agama Kristen
Saat bangsa Romawi menduduki tanah Inggris sekitar tahun 43 Masehi, mereka memiliki perayaan tersendiri pada musim gugur. Nama festivalnya adalah Feralia, yang juga sama-sama memperingati kematian leluhur. Saat yang sama, festival Pamona juga berlangsung, yaitu untuk menghormati Dewi Buah dan Pohon. Oleh sebab itu, pada hari halloween, orang sering membeli buah apel. Tradisi bawaan bangsa Romawi tersebut kemudian berasimilasi dengan tradisi Samhain milik bangsa Celtic.
Saat pasukan Romawi angkat kaki dari Inggris pada abad kelima, bangsa Celtic tidak memiliki pasukan yang cukup kuat untuk menahan gempuran pasukan barbar dari bangsa-bangsa Jerman; mereka adalah bangsa Sachsen, Frisia, Angli dari Jerman Barat, dan bangsa Jute (dari daerah ang sekarang menjadi Denmark). Bangsa Celtic kemudian berlarian ke arah utara, yaitu daerah yang sekarang jadi Irlandia, Irlandia Utara, Skotlandia, Cornwall, Cumbria, dan Pulau Man.
Bangsa-bangsa Jerman tersebut cukup lama menduduki tanah Inggris sampai akhirnya sekitar abad 9 diserang oleh bangsa Viking dan tanah Inggris dalam kuasa bangsa Viking direbut oleh bangsa Normandia dari Perancis pada abad 11. Bangsa Normandia membawa ajaran Kristen dan menyebarkannya di tanah Inggris. Akar budaya Celtic di Inggris kemudian bercampur dengan beragam budaya yang dibawa oleh bangsa-bangsa setelahnya.
Awal Nama Halloween
Ketika agama Kristen menyebar di Inggris, mereka memiliki tradisinya sendiri. All Hallows Days atau All Saints Day adalah waktu untuk mengingat mereka yang telah meninggal saat membela keyakinannya. Paus Gregorius memindahan perayaan tersebut dari musim panas, ke akhir musim gugur untuk berbaur dengan tradisi Samhain. Malam perayaannya disebut dengan All Hallows-even, berubah menjadi Hallow eve, dan kemudian menjadi Halloween.
Penduduk di daerah Britania utara, disebut masih merayakan Samhain sebagaimana nenek moyang mereka, bangsa Celtic, merayakannya. Kemudian bangsa Irlandia dan Skotlandia yang bermigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1840an, membawa serta tradisi tersebut dan kini seiring zaman berkembang menjadi tradisi populer di Amerika Serikat dengan berbagai penyesuaian.
Wow, ternyata halloween punya sejarah yang cukup panjang ya, Sobat? Semoga tulisan kali ini dapat menambah info dan pengetahuan umum mengenai budaya unik ini. (AR Meinanda)