Ahad 30 Oct 2022 18:18 WIB

PDIP Kritik Kemunculan Relawan Capres-capres

Bermunculan kelompok relawan yang mendukung kader PDIP Ganjar Pranowo.

Rep: Febryan. A/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Dr. Hasto Kristiyanto
Foto: istimewa
Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Dr. Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengkritik kemunculan sejumlah kelompok relawan pendukung calon presiden. Menurutnya, kelompok relawan rentan disusupi kepentingan-kepentingan yang bersifat negatif. 

"Kita lihat begitu banyak motif dari relawan karena itu sangat cair organisasinya dan juga ada berbagai kepentingan-kepentingan yang bisa dimainkan. Bahkan ada relawan yang juga dipakai untuk mengadu domba berbagai tokoh-tokoh tertentu," kata Hasto kepada wartawan di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Ahad (30/10). 

Baca Juga

Untuk diketahui, dalam beberapa waktu terakhir bermunculan kelompok relawan yang mendukung kader PDIP Ganjar Pranowo maupun yang mendukung Anies Baswedan sebagai capres. 

Menurut Hasto, sebaiknya semua pihak untuk menunggu saja partai politik mengumumkan nama capres. Sebab, yang punya kewenangan mengusung capres hannyalah partai atau gabungan partai politik. 

"Setelah partai politik atau gabungan partai politik mengumumkan pasangan calon, setelah itu baru dibentuk relawan," kata Hasto. 

Hasto menambahkan, kehadiran relawan sebelum ada pengumuman capres oleh partai sama saja dengan buang-buang energi. Apalagi pendaftaran pasangan capres dan cawapres baru akan dibuka KPU pada akhir 2023 mendatang. 

Dari pada membentuk relawan, ujar Hasto, sebaiknya semua pihak fokus membantu Presiden Jokowi menuntaskan pekerjaannya. Baginya, relawan yang muncul saat ini harus dipertanyakan motifnya. 

"Relawan-relawan yang (muncul) seolah-olah Pemilu pekan depan atau bulan depan, ini kan sama saja ingin mendorong-dorong Pak Jokowi agar cepat selesai. Padahal Pak Jokowi masih (menjabat sampai) Oktober 2024," kata Hasto lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement