Kasus Covid-19 Fluktuatif, Dinkes Yogya Sebut Belum Temukan Varian XBB
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kasus Covid-19 Fluktuatif, Dinkes Yogya Sebut Belum Temukan Varian XBB (ilustrasi). | Foto: Pixabay
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Yogyakarta saat ini masih fluktuatif. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut, rata-rata penambahan kasus positif per hari mencapai 20 kasus.
Meski begitu, Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, belum ditemukan adanya kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB. "Belum ditemukan kasus dari varian baru," kata Emma kepada Republika, Ahad (30/10).
Meski begitu, masyarakat tetap diminta untuk waspada terhadap penularan Covid-19, termasuk varian baru tersebut. Saat ini, pihaknya mencatat kasus aktif Covid-19 di Kota Yogyakarta juga lebih dari 100 kasus.
"Kalau kasus yang aktif sekitar 160 kasus," ujar Emma.
Kewaspadaan terhadap penularan Covid-19 perlu dilakukan meski saat ini Kota Yogyakarta berstatus pada PPKM level 1. Masyarakat diminta untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 dengan ketat dan disiplin.
Termasuk pada pendatang yang masuk ke Kota Yogyakarta. Pasalnya, saat ini Kota Yogyakarta sudah banyak dibanjiri wisatawan yang datang dari luar daerah, termasuk wisatawan mancanegara.
Emma menyebut, pihaknya juga sudah menerima alokasi vaksin Covid-19 dengan jenis Pfizer. Vaksin tersebut akan segera didistribusikan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
"Kemarin sudah datang 15 vial vaksin Pfizer. Besok Senin (31/10) akan datang lagi," jelas Emma.
Vaksin tersebut akan digunakan utamanya untuk dosis ketiga (booster). Saat ini, capaian vaksinasi booster di Kota Yogyakarta sudah sangat tinggi.
Meski begitu, masyarakat tetap diminta untuk mengakses booster bagi mereka yang belum. Booster dinilai penting dalam rangka kewaspadaan terhadap varian baru Covid-19.
"Kasus masih fluktuatif, vaksin baru datang dan segera kita distribusikan ke fasyankes," tambahnya.
Seperti diketahui, pemerintah pusat sendiri telah menyebut bahwa varian XBB ini sudah masuk ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan sudah ditemukannya kasus dari varian baru tersebut di beberapa daerah di Indonesia.
Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr Gunadi, mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Termasuk, menghadapi masuknya Covid-19 subvarian Omicron XBB ke Indonesia.
Namun, ia meminta masyarakat untuk tetap waspada dan memperkuat penerapan protokol kesehatan. Jadi, walaupun tidak perlu khawatir secara berlebihan, masyarakat yang belum vaksin segerakan vaksin dan lakukan pula booster.
"Untuk meningkatkan perlindungan terhadap penularan Covid-19 sub varian baru ini," kata Gunadi belum lama ini.