REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan Pemerintah belum akan mengakhiri status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Ma'ruf menegaskan pandemi belum berakhir dan kasus Covid-19 masih bertambah secara nasional maupun global.
"Pemerintah belum menghentikan (status pandemi dan) menyatakan status sebagai endemi, masih terus kita uji, kita juga nunggu juga dari WHO (Badan Kesehatan Dunia)," kata Ma'ruf dikutip dari website Wapresri.go.id, Senin (31/10/2022).
Ma'ruf mengatakan, meski kasus Covid-19 di Indonesia masih bertambah, tetapi secara keseluruhan masih tetap terkendali. Selain itu, saat ini Pemerintah juga sedang melakukan pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang terdampak pandemi selama hampir tiga tahun tersebut.
"Tetapi dibandingkan dengan negara lain kita masih cukup baik, dari ekonomi maupun korban (jumlah terinfeksi)," kata Ma'ruf.
Meski begitu, Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi lonjakan kasus Covid-19. Ini mengingat terus bermutasinya varian Covid-19, terbaru yakni subvarian XBB yang membuat lonjakan kasus di beberapa negara.
Untuk itu, Pemerintah juga terus meningkatkan kekebalan komunitas (herd immunity) melalui vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat.
"Ada rencana divaksin booster yang kedua dulu, tetapi masy tetap tidak boleh mengurangi aktivitas, tetapi juta tetap waspada, masker jangan sampai nggak pakai masker," ujarnya.
Selain itu, Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah ini menyebut, kendati pandemi Covid-19 masih ada, tetapi perekonomian harus terus berjalan. Dia menegaskan pemerintah juga telah menyiapkan strategi menghadapi potensi resesi di tahun 2023 mendatang.
Untuk dunia usaha bisa terus berjalan agar ekonomi kita terus baik, pertumbuhan kita termasuk yang terbaik, inflasi juga terbaik. mudah-mudahan terus (terjaga)," ujarnya.