REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terus mengancam di tengah kondisi resesi global. Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Provinsi Jawa Barat (Jabar), Tubagus Raditya Indrajaya, untuk mencegah PHK, pihaknya meminta kepada para pekerja untuk meningkatkan kemampuannya.
"Makanya kita berharap dari pekerja harus bisa menaikan kemampuannya, karena kita tidak bisa menghalangi sebuah perubahan zaman yang sangat cepat," ujar Tubagus Raditya Indrajaya, usai acara Business Gathering dan Penandatanganan MoU dengan Financial Center Incorporated Sdn Bhd (Labuan IBFC Inc) Malaysia, di Kota Bandung, Senin (31/10).
Menurut Tubagus, pengusaha di sektor industri padat karya saat ini sudah banyak yang menggunakan atau memanfaatkan teknologi dalam menjalankan operasional perusahaannya. Seperti penggunaan mesin canggih yang meminimalisir peran manusia.
Penggunaan teknologi dalam operasional perusahaan, kata dia, meminimalisir sentuhan langsung dari tangan manusia berdampak pada PHK pegawai di sebuah perusahaan."Sehingga tidak bisa dipungkiri dan kebetulan banyak yang bicara soal resesi 2023. Jadi ini sebagai landasan atau alasan kita, memang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi disrupsi perubahan yang sangat besar," paparnya.
Tubagus menegaskan, Kadin Jabar juga mendorong pemerintah agar bisa mengalokasikan anggaran yang digunakan untuk mengupgrade kualitas sumber daya manusia (SDM).
Langkah ini, kata dia, telah dilakukan oleh Bangladesh dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang positif di negara tersebut. Hal ini terjadi, karena Bangladesh berhasil menaikkan SDM nya dan dikirim ke luar negeri, seperti Abu Dhabi, Saudi Arabia, Malaysia, Singapura."Itu banyak sekali menggunakan SDM dari Bangladesh. Jadi marilah kita mengupgrade diri kita dan kita bisa bicara kepemerintahan untuk menyalurkan kita," katanya.