Senin 31 Oct 2022 23:10 WIB

Jubir Pemerintah: Kasus Covid-19 Global Naik Lagi karena Dikaitkan XBB

Peningkatan kasus Covid-19 di dunia dikaitkan dengan subvarian Omicron XBB

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro, mengakui kasus Covid-19 di lingkup global kini kembali naik. Peningkatan kasus Covid-19 di dunia ini dihubungkan dengan munculnya subvarian Omicron XBB.

"Memang kalau melihat kasus Covid-19 secara global sedang naik lagi. Memang bisa kita kaitkan dengan adanya sub varian baru yang tengah merebak di banyak negara yaitu sub varian XBB atau berdasarkan penamaan WHO yaitu BA.2.10," ujar Reisa dalam konferensi virtual, Senin (31/10/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan XBB merupakan mutasi dari BA.2 dari varian Omicron. Jadi, masih termasuk varian Omicron yang pertama kali diidentifikasi pada Agustus 2022 lalu.

Sebenarnya mutasi virus ini alami terjadi dan sangat memungkinkan terjadi. Kendati demikian ketika satu virus itu bermutasi, banyak hal yang harus diwaspadai yaitu apakah berubah menjadi lebih ganas atau lebih lemah yang mengakibatkan gejala lebih ringan. 

"Kalau melihat dari adanya kenaikan kasus Covid-19 varian XBB di negara tetangga seperti Singapura ternyata varian XBB gejalanya lebih ringan dan fatalitasnya lebih rendah dibandingkan varian sebelumnya," kata Reisa.

Ia menjelaskan varian Omicron menyerang pernapasan atas. Biasanya gejala yang muncul adalah demam, kedinginan, ngilu-ngilu, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, pilek, rasa kelelahan, sakit kepala, dan ada yang mengalami sesak napas. Reisa berharap semoga ke depannya tidak ada yang mengalami kematian. Ia juga berharap XBB saat bermutasi menjadi semakin lemah sehingga tidak semakin mengancam masyarakat.

Namun, ia menyadari yang harus dilihat adalah penularan XBB. Ia menyebutkan di Singapura terjadi peningkatan kasus akibat XBB yang mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 4,6 kali gelombang BA.2. "Jadi, dari segi penularannya banyak yang tertular," ujarnya.

Menurutnya kondisi ini menjadi ancaman bagi semua pihak. Semua pihak harus ekstra hati-hati lagi. Oleh karena itu meski gejalanya lebih ringan, Reisa meminta semua pihak harus meningkatkan imun supaya tetap kuat melawan virus ini.

Reisa mengingatkan masyarakat yang punya penyakit penyerta (komorbid) yang tidak terkontrol supaya hati-hati. Ini termasuk periksa diri sendiri, konsul kepada dokter pribadi, dan terus konsumsi obat.

Sementara bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 dosis penguat (booster) diimbau segera mendapatkannya untuk menekan fatalitas penularan virus dan bisa menyelamatkan nyawa. Hal ang tak kalah penting adalah melakukan protokol kesehatan seperti memakai masker lagi dan menghindari kerumuman.

sumber : Rr Laeny Sulistyowati
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement