REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei SMRC menunjukkan elektabilitas Partai Golkar terkini alami penurunan dibanding hasil Pemilu 2019 lalu dari 12,3 persen menjadi 8,5 persen. Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai turunnya elektabilitas Partai Golkar disebabkan oleh mesin partai yang masih belum bekerja penuh.
Faksi-faksi internal partai belum solid dalam mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai capres dari partai berlambang pohon beringin itu. "Mesin partai setengah hati dalam pencapresan Airlangga," kata Ari dalam keterangan, dikutip Selasa (1/11/2022).
Menurut Ari, struktural dan kader Golkar belum satu suara terkait pencapresan Airlangga. Soliditas menjadi persoalan utama di internal Golkar sebab banyaknya faksi.
"Soliditas itu memang menjadi persoalan yang cukup fundamental dalam Golkar. Mengapa tidak solid? Jelas karena faksi-faksi Golkar banyak," ucapnya.
Ia menambahkan soliditas di internal Partai Golkar berbeda dengan PDIP yang dinilai tegak lurus pada keputusan partai. Selain itu, menurunnya elektabilitas Golkar juga disebabkan oleh ketokohan Airlangga yang cenderung susah naik.
"Kedua, ketokohan Airlangga agak susah untuk mengangkat. Mengapa? Justru itu berangkat dari soliditas. Kalau semua mengangkat pasti (akan naik)," ungkapnya.
Ari mengungkapkan pada fase awal, elektabilitas Airlangga lebih tinggi dari Puan Maharani. Namun saat ini secara ketokohan elektabilitas Puan sedikit lebih tinggi. Hal itu disebabkan struktural dan kader PDIP serius untuk mengangkat Puan.
Menurutnya ketokohan Airlangga patut untuk bisa dikapitalisasi Golkar, mengingat Airlangga mempunyai modal politik yang cukup kuat. "Padahal punya modal politik yang kuat, dekat dengan Pak Jokowi, prestasi bagus, kinerja bagus, kan peran Pak Airlangga ini dominan," ucapnya.
Menurut Ari, pekerjaan rumah Golkar saat ini adalah bagaimana mengkapitalisasi sumber daya politik untuk menaikkan elektabilitas Golkar sekaligus Airlangga Hartarto. "Banyak potensi, resource yang bisa dikapitalisasi untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas Golkar dan sekaligus Pak Airlangga," katanya.