REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA - Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro belum mengakui kekalahannya melawan Lula da Silva dalam pemilihan presiden (Pilpres) Brasil. Sudah lebih dari 20 jam sejak pengumuman penghitungan suara, Bolsonaro belum mengeluarkan satu kata pun di depan umum.
Bolsonaro hampir tak terlihat sejak Ahad malam atau sejak pemilu putaran kedua berlangsung. Ia tetap diam total. Bahkan Bolsonaro juga belum menelepon Lula untuk memberi selamat kepadanya karena menjadi presiden terpilih Brasil.
Namun ia diperkirakan akan memecah kebisuannya pada Senin (31/10/2022) sore waktu setempat. Ketua partai sekutu, Claudio Cajado mengatakan, para pengikut Bolsonaro ingin ia membaca teks tentang pemilihan, namun tidak yakni akan mengakui kekalahan.
Keheningan Bolsonaro yang tidak biasa menimbulkan kekhawatiran bahwa ia berencana untuk memperebutkan kemenangan tipis mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva dalam pemungutan suara putaran kedua. Pengamat pemilu internasional dan diplomat mengatakan mereka tidak meragukan bahwa lembaga demokrasi Brasil akan menang.
Waktu hampir habis untuk memperdebatkan hasil pemilu karena banyak pemimpin internasional, sekutu politik, dan pendukung terkenal telah mengakui kemenangan Lula. Mantan menteri infrastruktur Bolsonaro, Tarcisio de Freitas mengatakan, bahwa memberi selamat kepada Lula adalah bagian dari demokrasi dan dia berharap presiden terpilih akan memerintah untuk semua warga Brasil.
Mahkamah Agung Pemilihan Umum (TSE) menyatakan Lula sebagai presiden berikutnya dengan perolehan 50,9 persen suara melawan 49,1 persen untuk Bolsonaro. Pelantikan Lula yang berusia 77 tahun dijadwalkan pada 1 Januari 2023.