Selasa 01 Nov 2022 17:41 WIB

Puan Soal Dewan Kolonel: Semua Ikut Keputusan Ketum

Puan tegaskan bahwa PDI P solid, dinamika internal dinilai wajar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua DPR RI Puan Maharani.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua DPR RI Puan Maharani.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua DPR yang juga Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani menanggapi hadirnya Dewan Kolonel yang kini telah diberi sanksi oleh DPP PDIP. Menurutnya, semua orang boleh mendukung dan memberikan dukungan kepada internal yang dianggap mempunyai kapabilitas, tetapi tetap harus tunduk terhadap keputusan Megawati Soekarnoputri.

"Sudah selesai, PDI Perjuangan solid, tidak ada apa-apa, itu hanya dinamika di dalam internal partai intinya. Kita PDI Perjuangan solid dan kita akan mengikuti perintah apa yang diinstruksikan Ketum," ujar Puan di Sport Center Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (1/11).

Baca Juga

Puan sendiri berterima kasih dengan hadirnya Dewan Kolonel yang disebut mensosialisasikan dirinya di daerah pemilihan masing-masing anggota. Namun, ia menilai bahwa yang disosialisasikan adalah program-program yang berkaitan dengan daerah pemilihan tersebut.

"Itu merupakan salah satu tugas yang diberi anggota fraksi dalam mensosialisasikan program-program yang ada di dapilnya atau di daerahnya atau di wilayahnya untuk memberi masukan sebagainya," ujar Puan.

"Jadi apa yang dilakukan itu suatu hal yang wajib dilakukan dan atas arahan Ketum," sambungnya.

Anggota Fraksi PDIP yang juga inisiator Dewan Kolonel, Johan Budi Sapto Pribowo menanggapi sanksi teguran keras dari DPP PDIP terhadap Dewan Kolonel. Justru ia mempertanyakan sanksi tersebut, padahal kelompok tersebut dinilainya tak melanggar apapun.

"Belum, (surat sanksi teguran) sampai hari ini saya belum (terima), tapi pertanyaannya kenapa saya mesti dipanggil. Salah saya apa?" ujar Johan di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen.

Dewan Kolonel, tegas Johan, bukanlah kelompok loyalis Puan yang dibentuk oleh DPP ataupun Fraksi PDIP. Kelompok tersebut hanyalah kumpulan anggota Fraksi PDIP yang secara pribadi mensosialisasikan Puan di daerah pemilihannya masing-masing.

"Ini bukan organisasi, memang saya yang memprakarsai. Nama (Dewan Kolonel) itu memang usulan, tapi apakah salah? Dengan dikaitkan lebih jauh lagi ke hal-hal yang menurut saya tidak masuk akal," ujar Johan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement