Rabu 02 Nov 2022 10:56 WIB

Turki akan Berusaha Pulihkan Kesepakatan Koridor Gandum

Erdogan upayakan kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam dapat dip

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hendak mengupayakan agar kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam yang melibatkan Moskow dan Kiev dapat dipulihkan.
Foto: Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool P
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hendak mengupayakan agar kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam yang melibatkan Moskow dan Kiev dapat dipulihkan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Erdogan hendak mengupayakan agar kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam yang melibatkan Moskow dan Kiev dapat dipulihkan.

“Presiden kami akan berbicara dengan Putin dan Zelensky dalam beberapa hari mendatang. Kami yakin kami akan mengatasi ini. (Kesepakatan koridor gandum) menguntungkan semua orang,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada awak media, Selasa (1/11/202).

Baca Juga

Pada Senin (31/10/2022), Erdogan sudah sempat menyampaikan bahwa dia akan berusaha mempertahankan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam. Hal itu bakal tetap dilakukan Erdogan meski ada keraguan dari Rusia.

Rusia telah memperingatkan tentang bahaya penerapan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI) tanpa partisipasinya. Moskow diketahui telah menangguhkan implementasi kesepakatan tersebut setelah armada angkatan laut dan infrastruktur militernya di Sevastopol menjadi sasaran serangan pesawat nirawak (drone) Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, melanjutkan penerapan BSGI tanpa keterlibatan Rusia akan menimbulkan risiko.  “Dalam kondisi di mana Rusia berbicara tentang ketidakmungkinan menjamin keselamatan navigasi di wilayah ini, kesepakatan seperti itu hampir tidak mungkin. Itu mengambil karakter yang berbeda, jauh lebih berisiko, berbahaya,” ucap Peskov, Senin lalu.

Pada Sabtu (29/10/2022) pekan lalu, Rusia mengumumkan bahwa mereka menangguhkan penerapan BSGI. Penangguhan dilakukan setelah sejumlah kapal dan infrastruktur militer mereka di Sevastopol diserang pesawat nirawak (drone) Ukraina. Moskow pun menuding para spesialis atau ahli dari Inggris terlibat dalam proses penyerangan tersebut.

“Sehubungan dengan tindakan angkatan bersenjata Ukraina, yang dipimpin ahli-ahli Inggris, yang menargetkan, antara lain, kapal-kapal Rusia yang memastikan berfungsinya koridor kemanusiaan tersebut (yang tidak dapat didefinisikan selain sebagai tindakan terorisme), Rusia tidak dapat memberikan jaminan keamanan untuk kapal kargo kering sipil yang berpartisipasi dalam BSGI dan menangguhkan pelaksanaannya mulai hari ini dan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement