Satu Korban Tragedi Kanjuruhan Sudah Diizinkan Pulang dari RS
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Pejalan kaki melintasi mural bertema tragedi Kanjuruhan di Jalan Basuki Rahmat, Malang, Jawa Timur. | Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kabar baik kembali hadir dari para korban tragedi Kanjuruhan. Satu Aremania asal Sidoarjo yang dirawat di RSUD Kanjuruhan akhirnya diizinkan pulang ke rumah.
Korban tragedi Kanjuruhan yang dibolehkan kembali ke rumah itu, yakni Vicky Hermansyah. Pria berusia 20 tahun tersebut merupakan warga Kelurahan Kesambi, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Ia menjadi pasien terakhir yang diperbolehkan pulang dari RSUD Kanjuruhan setelah menunjukkan perkembangan positif usai menjalani perawatan intensif sejak Ahad (2/10/2022).
Bupati Malang, M Sanusi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Puskemas Sidoarjo dan Dinas Sidoarjo terkait kepulangan Vicky. Nantinya, perawatan medis dari Vicky akan dilanjutkan oleh tim medis setempat.
"Perlu diketahui bahwa pelepasan korban Kanjuruhan hari ini di RS Kanjuruhan adalah yang terakhir," ujar Sanusi di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu (2/11/2022).
Di samping itu, Sanusi memastikan, seluruh pembiayaan pasien dari tragedi Kanjuruhan telah ditanggung oleh Pemkab Malang. Terutama untuk pasien yang dirawat di RSUD Kanjuruhan sedangkan pasien di RSUD Saiful Anwar (RSSA) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).
Menurut Sanusi, total sekitar Rp 900 juta yang telah dikeluarkan Pemkab Malang untuk perawatan korban Kanjuruhan. Pada kesempatan tersebut, Sanusi juga mengatakan, sampai saat ini rawat jalan masih dilayani oleh Pemkab Malang.
Apalagi, pihaknya telah membuka pelayanan perawatan mata secara gratis untuk para korban tragedi Kanjuruhan. "Hal ini dilakukan dengan bekerja sama melalui Eye Center yang berada di Kecamatan Singosari dan Kepanjen,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Kanjuruhan, Boby Prabowo menjelaskan, pasien Vicky tercatat mengalami cedera otak yang tergolong berat. Selama dirawat di Rumah Sakit Kanjuruhan, Vicky mendapatkan perawatan secara intensif dengan pemasangan ventilator untuk beberapa hari.
Kemudian, pasien dirawat selama dua pekan di ruang ICU RSUD Kanjuruhan. Berikutnya, Vicky dipindahkan ke ruang perawatan selama dua pekan. "Jadi total saudara Vicky berada di RS Kanjuruhan selama satu bulan dengan berangsur baik," jelasnya.
Saat ini, kata dia, Vicky masih perlu pendampingan dari fisioterapi untuk penyembuhan kaki, tangan, dan leher. Selain itu, pasien perlu mendapatkan pendampingan dari psikolog dan psikiater pasca-trauma.
Menurut Boby, sebagian besar pasien korban Kanjuruhan yang di rawat di RSUD Kanjuruhan terkena hipoksi otak. Cedera otak ini yang menjadi pemulihan pasien berlangsung lama.
Ditambah lagi, pasien sempat mengalami infeksi paru-paru. Meskipun demikian, dia memastikan, para pasien bisa ditangani dengan baik.