Rabu 02 Nov 2022 18:16 WIB

Israel Berencana Bongkar Sekolah di Tepi Barat

Sekolah yang dibongkar yakni sekolah Ein Samia, di timur laut Ramallah.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
Bendera Palestina yang robek berkibar di kamp pengungsi Palestina Bourj al-Barajneh, di Beirut, Lebanon, Jumat, 21 Oktober 2022. Kementerian Pendidikan Palestina mengecam keputusan otoritas pendudukan Israel yang mendukung pembongkaran sebuah sekolah di Tepi Barat.
Foto: AP Photo/Bilal Hussein
Bendera Palestina yang robek berkibar di kamp pengungsi Palestina Bourj al-Barajneh, di Beirut, Lebanon, Jumat, 21 Oktober 2022. Kementerian Pendidikan Palestina mengecam keputusan otoritas pendudukan Israel yang mendukung pembongkaran sebuah sekolah di Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Kementerian Pendidikan Palestina mengecam keputusan otoritas pendudukan Israel yang mendukung pembongkaran sebuah sekolah di Tepi Barat. Sekolah yang dibongkar yakni sekolah Ein Samia, di timur laut Ramallah.

Dilansir dari Wafa pada Rabu (2/11/2022), Kementerian mengutuk putusan pengadilan pendudukan Israel yang menegakkan pembongkaran sekolah Ein Samia. Menurutnya keputusan itu tidak adil dan merupakan ancaman bagi hak anak-anak Palestina atas pendidikan di lingkungan yang aman dan stabil.

Baca Juga

Kementerian juga menganggap pembongkaran lembaga pendidikan milik warga Palestina ini sebagai pelanggaran mencolok terhadap konvensi, hukum dan norma-norma internasional yang relevan.

Pembongkaran ini tambahnya, adalah bukti nyata dari peningkatan tindak sewenang-wenang Israel terhadap sektor pendidikan Palestina, khususnya di Area C. Menurutnya, peristiwa ini mengharuskan organisasi dan lembaga hak asasi manusia internasional yang membela anak-anak untuk menindak pelanggaran Israel, termasuk pembongkaran sekolah Ein Samia yang akan segera terjadi, dan memulai proses hukum yang bersangkutan.

Pengadilan pusat pendudukan Israel menolak petisi yang diajukan oleh pengacara Pusat Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Yerusalem (JLAC) untuk menunda pembongkaran sekolah hingga akhir 2022.

Menurut Pusat Informasi Israel untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan (BTSELEM), komunitas Ein Samia, yang terletak di sebelah timur desa Kafr Malik di distrik Ramallah, adalah rumah bagi 28 keluarga, dengan jumlah total sekitar 200 orang. Sejak komunitas itu didirikan pada tahun 1977, penduduknya hidup di bawah ancaman pengusiran dan menderita kekerasan oleh pemukim dan pasukan Israel. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement