Rabu 02 Nov 2022 18:51 WIB

1 November 1922, Kesultanan Ottoman Resmi Dihapus dan Diganti Jadi Republik Turki

Sistem kekhalifahan resmi dihapus pada 3 Maret 1924.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
Kesultanan Ottoman resmi dihapus pada 1 November 1922.
Kesultanan Ottoman resmi dihapus pada 1 November 1922.

Kesultanan<a href= Ottoman resmi dihapus pada 1 November 1922." />
Kesultanan Ottoman resmi dihapus pada 1 November 1922.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Peristiwa besar terjadi pada 1 November 1922 di mana Kesultanan Ottoman atau Utsmani resmi dihapus. Sultan saat hanya menjadi simbol pemimpin umat Islam, dan proses penghapusan sistem kekhalifahan resmi dihilangkan pada 3 Maret 1924 diganti dengan sistem sekuler. Sejak era itu Kesultanan Ottoman berganti menjadi negara Republik Turki dengan Mustafa Kemal sebagai presiden pertama.

Di awal November itu, Kekhalifahan Utsmaniyah yang berusia lebih dari 600 tahun tinggal sejarah. Kesultanan yang didirikan Osman Bey alias Osman I, putra Ertugrul di Anatolia pada 1299, runtuh selama-lamanya.

BACA JUGA: Lirik dan Terjemahan Lagu November Rain dari Gun N Roses

Penghapusan Kesultanan Ottoman dilakukan Majelis Agung Nasional Turki yang berpusat di Ankara. Lembaga parlemen yang dibentuk Mustafa Kemal Pasha itu menganggap keberadaan Kekhalifahan Utsmaniyah yang berpusat di Istanbul sudah rapuh dan lemah, sehingga keberadaannya tidak diperlukan lagi bagi berdirinya bangsa Turki modern.

Sultan terakhir Ottoman, Abdul Mejid II yang dilantik Majelis Agung Nasional Tukri pada 24 November 1922 dicopot dan diusir dari negara pada 3 Maret 1924. Ia turun dari tahta dan diasingkan bersama seluruh keluarga kesultanan.

BACA JUGA: Benarkah Gerakan Muhammadiyah dan Wahabi Berkaitan? Ini Jawaban Haedar Nashir

Proses penghancuran Ottoman dimulai dari gerakan Revolusi Turki Muda... baca di halaman selanjutnya ya...


Sultan Abdul Hamid II.
Sultan Abdul Hamid II.

Penghancuran Perlahan Ottoman

Kesultanan Ottoman sejatinya masih kuat di era Sultan Abdul Hamid II yang berkuasa pada 31 Agustus 1876. Namun, Sultan Abdul Hamid II diturunkan paksa pada 27 April 1909 oleh gerakan Revolusi Turki Muda yang didukung negara-negara Barat. Di era itu Sultan Abdul Hamid mendapatkan banyak gempuran dari negara-negara Barat, khususnya gerakan zionis yang ingin mencaplok wilayah Palestina.

Sejak turunnya Sultan Abdul Hamid II, sistem kekuasaan Ottoman tidak lagi dipegang penuh oleh sultan. Sejak itu Ottoman menerapkan sistem Monarki Konstitusional dengan ada perwakilan berbagai bangsa di parlemen. Penggantinya Sultan Mehmed V Reshad yang berkuasa berkuasa 27 April 1909 sampai 3 Juli 1918 tidak lagi sebagai seorang kepala pemerintahan secara utuh.

BACA JUGA: Mengapa Pesta Halloween Identik dengan Labu Kuning?

Contohnya adalah saat Kesultanan Ottoman ikut bergabung dengan Blok Sentral yang berisi Jerman, Kekaisaran Austria-Hungaria, dan Bulgaria di Perang Dunia II. Saat itu Blok Sentral yang melawan Blok Sekutu yang terdiri Rusia, Kerajaan Serbia, Prancis, Kerajaan Inggris, Italia, dan Yunani, kalah perang.

Keterlibatan Ottoman di Perang Dunia II sebenarnya bukan kemauan Sultan Mehmeh V, tetapi keputusan tiga serangkai yang kala itu sangat populer, yaitu Mehmed Talaat Pasha (Wazir Agung dan Menteri Dalam Negeri), Ismail Enver Pasha (Menteri Perang), dan Ahmed Djemal Pasha Menteri Angkatan Laut. Ketiganya mengendalikan pemerintahan Ottoman, termasuk keputusan berani untuk ikut terlibat dalam Perang Dunia II.

BACA JUGA: Pejabat Turki Ottoman Nikahi Putri Panglima Perang Pangeran Diponegoro

Menjelang Perang Dunia II berakhir, Mehmed V Reshad wafat dan digantikan Mehmed VI. Kekalahan perang itu membuat kekuasaan Ottoman semakin melemah. Sultan Mehmed VI saat itu pun terpaksa harus menekan Perjanjian Sevres. Sejak wilayah Ottoman semakin kecil.

Wilayah-wilayah Ottoman dicaplok Blok Sekutu dan dibag-bagi. Termasuk kawasan Hijaz dan hingga Palestina yang dirampok Inggris, Prancis, dan Italia. Wilayah Afrika dan Eropa juga hilang dari kontrol Ottoman. Sebagian kawasan Balkan diduduki pasukan Serbia dan Yunani. Yang paling menyakitkan, tiga Pasha yang menjerumuskan Ottoman ke dalam Perang Duni II melarikan diri.

BACA JUGA: 5 Kerajaan Islam Paling Berpengaruh di Dunia, dari Turki Sampai Indonesia

Keputusan Perjanjian Sevres membuat masyarakat di dalam negeri Ottoman tidak puas. Kelompok Nasionalis Turki menolak penyelesaian masalah yang ditandatangani sultan ke-36 Kekhalifahan Utsmaniyah tersebut. Sebagai bentuk perlawanan, berdiri sebuah pemerintahan baru di Ankara, yaitu Majelis Agung Nasional Turki pada 23 April 1920.

Mustafa Kemal Pasha menjalankan negara Republik Turki dengan sistem sekuler dan menghapus semua yang berbau agama Islam... baca di halaman selanjutnya ya...


Mustafa Kemal Pasha i
Mustafa Kemal Pasha i

Turki Jadi Negara Sekuler

Pemerintahan baru di bawah komando Mustafa Kemal Pasha itu sebagai bentuk perlawanan kepada penguasa Ottoman. Mustafa Kemal adalah seorang perwira militer yang memimpin revolusi dan pernah menjadi komandan militer yang sukses saat berdinas sebagai komandan divisi dalam Pertempuran Gallipoli.

Pada 1 November 1922, Majelis Agung Nasional Turki yang dipimpinnya sudah memiliki kekuasaan luas dan kuat. Karena itu ia menghapuskan kesultanan secara organisasi. Sultan Mehmet VI pun diusir dari Istanbul dan diasingkan ke Malta.

BACA JUGA: 3 Maret 1924, Kekaisaran Turki Ottoman Resmi Dibubarkan, Umat Islam tak Lagi Miliki Khalifah

Abdul Mejid II diangkat menjadi sultan pada 19 November 1922. Namun ia hanya sebagai simbol khalifah pemimpin umat Islam. Sedangkan pusat kekuasaan dan pemerintahan berada di tangan Majelis Agung Nasional. Hingga akhir pada 3 Maret 1924, Mustafa Kemal resmi menghapuskan sistem kekhalifahan dan mendirikan negara Turki modern yang sekuler.

Menurut Hukum Nama Keluarga, Majelis Agung Turki memberikan kepada Mustafa Kemal nama "Atatürk" (yang berarti Bapak Bangsa Turki) pada 24 November 1934. Meski demikian, Mustafa pun dikenal sebagai pengkhianat Islam.

BACA JUGA: Asal Usul Bunga Tulip: Simbol Kerajaan Turki Ottoman yang Diklaim Milik Belanda

Sebagai Bapak Turki Modern, ia menjalankan pemerintah dengan sistem Sekuler. Menghapuskan segala hal berbau Islam, termasuk pelarangan adzan menggunakan bahasa Arab dan diganti dengan bahasa Turki.

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Humor Gus Dur: Orang Jepang Sombong Mati Kutu di Depan Sopir Taksi

> Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement