Rabu 02 Nov 2022 19:48 WIB

Bunga Bangkai Tumbuh di Belakang Pabrik Tasikmalaya

Tanaman menyerupai bunga bangkai tumbuh di belakang pabrik di Tasikmalaya, Jabar.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang warga menunjukkan bunga bangkai yang tumbuh di halaman belakang pabrik tepung tapioka miliknya di Kampung Kebon Kelapa, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Rabu (2/11/2022).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Seorang warga menunjukkan bunga bangkai yang tumbuh di halaman belakang pabrik tepung tapioka miliknya di Kampung Kebon Kelapa, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Rabu (2/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebuah tanaman menyerupai bunga bangkai tumbuh di halaman belakang sebuah pabrik tepung tapioka terletak di Kampung Kebon Kelapa, Kecamatan Mulyasari, Kota Tasikmalaya. Tanaman itu tumbuh mekar sejak sepekan ke belakang.

Pemilik rumah itu, Surya Kencana (64 tahun), mengatakan, tanaman itu pertama kali muncul pada 2019. Ketika itu, salah seorang karyawannya menemukan tanaman yang mirip bunga bangkai di halaman belakang rumahnya.

"Awalnya kecil. Karyawan saya itu kemudian cari tahu dan setelah itu banyak orang datang," kata dia sambil menunjukkan tanaman itu, Rabu (2/11/2022).

Menurut dia, petugas dari dinas terkait pernah melihat kondisi tanaman itu. Berdasarkan keterangan petugas tersebut, tanaman itu merupakan salah satu jenis bunga bangkai.

"Ada dari kehutanan datang ke sini benar bunga bangkai," kata Surya.

Ia menyebutkan, tanaman itu sudah tumbuh sejak 2019 dan selalu mekar setiap akhir tahun. Artinya, mekarnya tanaman tersebut kali ini merupakan yang keempat kali secara berturut-turut.

Surya menjelaskan, diameter tanaman itu saat mekar bisa mencapai 60-80 sentimeter. Bahkan, tahun lalu diameter tanaman itu diklaim mencapai 1,2 meter dengan tinggi sekitar 60 sentimeter. Namun, tanaman itu hanya mekar selama sekitar dua hingga tiga pekan, setelah itu kembali layu.

"Baunya juga cukup menyengat dari magrib sampai subuh. Mangkanya di samping sini saya tanamin pandan. Kalau tak ada pandan, sangat menyengat," kata dia.

Berdasarkan pantauan Republika, Rabu (2/11/2022), tanaman ini memiliki tinggi 60 sentimeter dan diameter 60 sentimeter. Juga muncul aroma tak sedap. Di tanaman itu juga menempel sejumlah lalat.

Surya mengaku tak tahu pasti alasan tanaman itu tumbuh di halaman pabrik tepung tapioka miliknya. Namun, menurut dia, tempat tumbuh tanaman itu dahulu merupakan bekas tempat pembuangan sampah organik. Sejak tanaman itu tumbuh, ia mengaku tak pernah memberi pupuk atau menyiramnya.

Saat ini, Surya telah membatasi tempat tumbuhnya tanaman itu dengan batu yang mengelilingi bunga bangkai. Sebab, ia diminta menjaga tanaman itu oleh petugas dari dinas terkait yang pernah datang melakukan peninjauan.

"Katanya, di Tasikmalaya ini termasuk bunga langka. Saya diminta perbaiki tempatnya," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement