REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Glasgow Rangers menorehkan rekor baru dalam buku sejarah Liga Champions. Menelan kekalahan di enam laga babak penyisihan grup dan mengantongi selisih gol hingga mencapai -20, Rangers menjadi tim dengan performa terburuk pada sepanjang sejarah perhelatan Liga Champions.
Status ini resmi disandang finalis Liga Europa musim lalu usai menelan kekalahan, 1-3, dari Ajax Amsterdam di laga pamungkas penyisihan Grup A, Rabu (2/11/2022) dini hari WIB. Selain menelan kekalahan di semua laga babak penyisihan grup A, Rangers total hanya bisa mencetak dua gol dan kebobolan 22 gol di enam laga tersebut.
Catatan ini melampaui rekor buruk Dinamo Zagreb pada musim 2011/2012. Kala itu, klub asal Kroasia itu mengakhiri penyisihan grup Liga Champions tanpa mampu memetik satu poin pun usai menelan enam kekalahan.
Namun, dari jumlah selisih gol, Zagreb lebih baik ketimbang Rangers pada musim ini. Tampil di enam laga babak penyisihan, Zagreb mencetak tiga gol dan kebobolan 22 gol dan mengantongi selisih -19 gol.
Ujungnya, Rangers menggeser Zagreb sebagai tim dengan performa terburuk dalam satu musim kompetisi pada sepanjang sejarah Liga Champions. Pelatih Glasgow Rangers, Giovanni van Bronckhorst, pasrah dengan rekor buruk yang ditorehkan anak-anak asuhnya di pentas Liga Champions musim ini.
Itu adalah fakta yang tidak bisa lagi diubah oleh runner-up Liga Skotlandia tersebut. Rangers, ujar Van Bronckhorst, hanya bisa menjadikan catatan minor ini sebagai pelajaran berharga untuk bisa tampil lebih baik pada masa mendatang.
''Saya tidak bisa mengubah fakta itu. Kami sudah berusaha keras untuk bisa tampil di putaran grup Liga Champions. Kami berhasil melakukannya pada musim ini, tapi mengalami kesulitan saat melakoninya. Ini menjadi pelajaran besar buat kami. Tentu saja, kami harus berbuat lebih baik pada tahun depan,'' kata Van Bronckhorst seperti dilansir GlasgowLive, Rabu (2/11/2022).
Bergabung bersama Liverpool, Napoli, dan Ajax Amsterdam, Rangers memang menjadi bulan-bulanan di babak penyisihan Grup A. Usai dicukur Ajax, 0-4, di laga pembuka, The Gers dibekap Napoli, 0-3, di laga berikutnya. Lawatan ke markas Liverpool, Stadion Anfield, pun berakhir dengan kekalahan, 1-2, buat Rangers.
Tekad untuk membalas dendam kala tampil di Stadion Ibrox menguap begitu saja. Bahkan, Rangers malah dipermalukan The Reds, 1-7, kala tampil di laga kandang. Akhirnya, di dua laga pamungkas, Rangers menyerah, 0-3, dari Napoli, dan 1-3 dari Ajax.
Van Bronckhorst pun mengakui, kegagalan anak-anak asuhnya untuk bisa bersaing di level Liga Champions. Ketidakmampuan untuk mempertahankan intensitasn permainan selama 90 menit, ujar pelatih asal Belanda itu, menjadi faktor penyebab kiprah mengecewakan Rangers di pentas Liga Champions musim ini.
''Anda bisa lihat level yang kami hadapi di kompetisi ini. Kami mungkin bisa bersaing di beberapa momen pertandingan, tapi tidak selama 90 menit. Bisa berada di level itu bukan perkara mudah. Kami harus banyak belajar. Kami mesti memastikan bisa bersaing selama 90 menit laga dan memperbesar peluang meraih kemenangan,'' ujar eks penggawa Barcelona dan Arsenal tersebut.