Rabu 02 Nov 2022 22:54 WIB

Jokowi Telepon Putin Apresiasi Keputusan Gabung Kesepakatan Laut Hitam

Kesepakatan ini terkait dengan pengiriman biji-bijian sebagai bahan pangan dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) berjabat tangan sebelum konferensi pers saat pertemuan mereka di Kremlin Moskow di Moskow, Rusia, 30 Juni 2022. Widodo dalam kunjungan misi pembangunan perdamaian ke Rusia dan Ukraina untuk mendesak rekan-rekannya dari Rusia dan Ukraina untuk membuka dialog dan gencatan senjata.
Foto: EPA-EFE/VYACHESLAV PROKOFYEV/SPUTNIK/KREMLIN
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) berjabat tangan sebelum konferensi pers saat pertemuan mereka di Kremlin Moskow di Moskow, Rusia, 30 Juni 2022. Widodo dalam kunjungan misi pembangunan perdamaian ke Rusia dan Ukraina untuk mendesak rekan-rekannya dari Rusia dan Ukraina untuk membuka dialog dan gencatan senjata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan bahwa ia sempat menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengapresiasi keputusan sejawatnya itu kembali berpartisipasi dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Kesepakatan itu bertujuan demi melanjutkan ekspor gandum dari Ukraina.

"Barusan (saya) melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Putin dan membicarakan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Menyambut baik keputusan Rusia bergabung kembali dalam inisiatif ini," cuit Jokowi dalam bahasa Inggris melalui akun Twitter resmi, @jokowi, pada Rabu malam.

Baca Juga

"Had a phone conversation with President Putin and discussed about the Black Sea Grain Initiative. Welcome Rusia's decision to rejoin the initiative."

Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam merupakan inisiatif yang ditandatangani Rusia, Ukraina, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Turki di Istanbul pada 22 Juli 2022 untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan utama Ukraina di Laut Hitam.

Cuitan Jokowi mengonfirmasi pernyataan sebelumnya dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang pada Rabu juga menyampaikan bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergi Shoigu telah memberikan pernyataan terkait keputusan negaranya kembali bergabung dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam kepada Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar.

Sebelumnya, pada Sabtu (29/10) pekan lalu, Rusia mengumumkan penangguhan partisipasi mereka dalam kesepakatan tersebut, menyusul serangan terhadap Armada Laut Hitam.

Menanggapi hal itu, PBB, Turki, dan Ukraina menyatakan bahwa mereka telah menyetujui pengoperasian 16 kapal pengangkut gandum dari Laut Hitam.

Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) inisiatif tersebut yang berbasis di Istanbul, mengeluarkan pernyataan bahwa bahwa perwakilan dari PBB, Ukraina, dan Turki juga setuju untuk memeriksa 40 kapal keluar pada Senin (31/10).

Sementara itu, Uni Eropa pada hari yang sama merilis pernyataan mengutuk keputusan Rusia tersebut. Pembicaraan mengenai upaya melancarkan jalur ekspor gandum dari Ukraina ke seluruh dunia memang sempat menjadi salah satu topik yang dibahas ketika Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Putin dalam kunjungan kenegaraan ke Rusia pada akhir Juni lalu.

Jokowi kala itu bahkan menyampaikan bahwa Putin sudah memberikan jaminan untuk mengamankan jalur ekspor produk pangan Ukraina, termasuk gandum, khususnya jalur laut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement