Kasus Tertinggi, Pemprov Jatim Didorong Perkuat Strategi Penanganan PMK
Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi dosis kedua di salah satu peternakan sapi perah di Surabaya, Jawa Timur. DKPP Kota Surabaya melakukan penyuntikan vaksin PMK sapi dosis kedua di wilayah kerjanya sebagai upaya pencegahan penyebaran wabah PMK sapi. | Foto: ANTARA/Didik Suhartono
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Letjen TNI Suharyanto meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan pelaksanaaan strategi penanganan PMK di wilayahnya. Hal tersebut disampaikan Suharyanto saat membuka kegiatan Pelatihan Kepemimpinan dalam Penanggulangan Bencana di Lingkungan Pemerintah Daerah sekaligus Monitoring dan Evaluasi Penanganan PMK di Jatim, Rabu (2/11/2022).
"Provinsi Jatim saat ini tercatat memiliki kasus aktif nomor 1 di Indonesia. Tolong ini (pemerintah daerah) segera bahu membahu untuk mempercepat penanganan PMK di Jatim," kata Suharyanto seperti dalam keterangan tertulis, Kamis (3/11/2022).
Dalam arahannya, ketua Satgas PMK Nasional menekankan kembali lima strategi penanganan PMK yaitu, pengobatan, biosecurity, vaksinasi, testing, dan potong bersyarat. Suharyanto menekankan prioritas utama saat ini untuk penanganan PMK di Jatim adalah pengobatan dan vaksinasi.
"Jatim saat ini termasuk daerah yang tingkat kesembuhannya rendah. Saya minta untuk dicek pengobatan ini, kalau ketersediaan obatnya kurang segera laporkan," ujarnya.
Tercatat saat ini, persentase kesembuhan kasus konfirmasi PMK di Jatim sebesar 78,57 persen, berada di bawah Jawa Tengah 81,73 persen dan Jawa Barat 82,87 persen.
Suharyanto mengatakan, pengobatan tidak hanya bergantung pada pengadaan yang dilakukan oleh pemerintah. Dirinya mencontohkan seperti yang dilakukan di Jabar, para peternak bisa menggunakan obat-obatan tradisional.
"Di Jabar para peternak memberikan obat tradisional kepada hewan ternaknya. Misalnya dengan memberikan campuran citrun makanan, molase, dan air untuk pengobatan di daerah mulut hewan," katanya.
Sementara untuk pengobatan kaki dan kuku dapat menggunakan campuran cuka dan air dengan perbandingan 1:2 dan disemprotkan pada kaki yang luka sebanyak tiga kali sehari. Pasca pengobatan, hewan rentan PMK dapat diberikan pakan singkong yang diparut dan dicampurkan dengan molase.
Selanjutnya, ketua Satgas PMK yang juga menjabat sebagai kepala BNPB itu mengingatkan untuk biosecurity dipastikan kembali pelaksanaannya. Hal ini untuk mencegah adanya penularan virus karena saat ini di Jatim setiap hari masih terjadi penularan.
"Pastikan dan cek peralatan serta perlengkapan untuk biosecurity masih tersedia atau tidak, kalau kurang sekali lagi saya tekankan segera laporkan, kita akan kirim bantuan," kata dia.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Adhy Karyono, dan seluruh pimpinan kabupaten/kota se-Jatim itu, Suharyanto juga mengapresiasi capaian vaksinasi yang telah dilakukan Jatim.
"Capaian vaksinasi di Jatim nomor 1 di Indonesia, bagus sekali ini. Saya sangat mengapresiasi dan meminta daerah lain untuk mencontoh Jatim dalam pelaksanaan vaksinasi hewan rentan PMK," ujar Suharyanto.
Hingga Ahad (30/10/2022), Jatim telah menyuntikkan vaksin sebanyak 846.117. Angka itu mencapai 83,62 persen dari alokasi yang telah diberikan pemerintah pusat yaitu sebanyak 1.011.850.
"Sisa vaksin 165.733 ini segera dihabiskan, tambahkan lagi vaksinatornya untuk mempercepat pelaksanaan. Saya yakin kalau (vaksinasi) dipercepat, penularannya dicegah, dan pengobatan dikuatkan, akhir Desember 2022 Jatim sudah bisa menurun kasus aktifnya, lebih baik lagi kalau bisa zero case," tegasnya.
Hingga Senin (31/10), kasus aktif PMK di Jatim dilaporkan sebanyak 34.751 ekor. Delapan kabupaten/kota sudah menyatakan zero case reported di antaranya Kota Situbondo, Kota Madiun, Kota Surabaya, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Blitar, dan Kota Batu.