REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Canadian Broadcasting Corporation (CBC) menutup kantor bironya di China setelah beroperasi lebih dari empat dekade. CBC terpaksa menutup kantornya karena jurnalis mereka tak kunjung mendapatkan visa kerja selama bertahun-tahun.
Pemimpin Redaksi Brodie Fenlon, pada Rabu (2/11/2022) mengatakan, CBC mengajukan visa untuk koresponden Beijing pada Oktober 2020. Dia mengatakan, koresponden CBC di Beijing telah kembali ke Kanada ketika pandemi Covid-19 merebak. Hingga kini tidak ada koresponden CBC yang kembali ke China.
“Meskipun ada pertemuan dengan konsulat China di Montreal dan permintaan untuk pertemuan selama dua tahun terakhir, masih belum ada visa,” kata Fenlon, dilaporkan Aljazirah, Rabu (2/11/2022).
Fenlon mengatakan, koresponden CBC tidak mengalami pengusiran. Namun tanpa visa kerja, mereka tidak bisa bekerja sebagai koresponden tetap di Beijing.
“Meskipun tidak ada pengusiran dramatis atau pernyataan publik yang tajam, efeknya sama. Kami tidak bisa mendapatkan visa bagi jurnalis kami untuk bekerja di sana sebagai koresponden tetap. Tidak ada gunanya membiarkan biro kosong ketika kita dapat dengan mudah mendirikan biro di negara berbeda yang menyambut jurnalis dan menghormati pengawasan jurnalistik," kata Fenlon.
Kedutaan Besar China di Ottawa tidak segera menanggapi permintaan kantor berita Reuters tentang keputusan CBC pada hari Rabu. Fenlon mengatakan, meski biro Beijing ditutup, CBC tetap berkomitmen untuk melaporkan berita yang mencakup Cina daratan dan Asia Timur. Dia beharap suatu hari nanti China akan menjadi negara yang terbuka bagi jurnalis.
“Menutup biro Beijing adalah hal terakhir yang ingin kami lakukan. Kami tetap berkomitmen untuk mencakup China dan Asia Timur teguh. Kami akan memulai proses membuka biro baru dalam beberapa bulan ke depan. Kami berharap China suatu hari nanti akan terbuka lagi untuk jurnalis," ujar Fenlon.
Koresponden permanen terakhir CBC di Beijing, Sasa Petricic,mengatakan, dia berharap CBC dapat kembali ke China. “Dalam 5 (tahun) saya di sana, kendala dari pemerintah membuat semakin sulit untuk melaporkan berita, dan Beijing (tidak) responsif dalam memberikan visa baru kepada CBC,” tulis Petricic di Twitter.
Hubungan Kanada dengan China telah diuji dalam beberapa tahun terakhir. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau kerap menyoroti catatan hak asasi manusia China. Ketegangan antara Ottawa dan Beijing meningkat pada Juni ketika Kanada menuduh China menyudutkan pesawatnya yang melakukan patroli PBB di dekat Korea Utara.
Pemerintah China merespons dengan menuduh militer Kanada melakukan provokasi. China memperingatkan Kanada bahwa mereka dapat menghadapi konsekuensi berat.
Sementara itu, kelompok-kelompok hak asasi telah memperingatkan tentang kebebasan pers di China selama bertahun-tahun. Sebuah survei tahunan oleh Foreign Correspondents’ Club of China yang dirilis pada akhir Januari menyimpulkan bahwa kebebasan media memburuk di negara itu dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Reporters Without Borders, tahun lalu memperingatkan bahwa China terus melakukan sensor, pengawasan, dan propaganda internet ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.