Kamis 03 Nov 2022 11:40 WIB

Korut Tembakan Rudal Antar-Benua

Korut menembakan satu rudal antar-benua (ICBM) dari tiga tembakannya

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.
Foto: AP/KCNA via KNS
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kantor berita Yonhap melaporkan Korea Utara (Korut) menembakan satu rudal antar-benua (ICBM) dari tiga tembakannya pada Kamis (3/11/2022). Mengutip militer Korea Selatan (Korsel) Yonhap mengatakan peluncuran kedua mengalami kegagalan di tahapan separasi.

Sebelumnya Jepang mengatakan rudal itu terbang di atas wilayahnya tapi kemudian Tokyo mengoreksinya dengan menyatakan hal itu tidak benar. Pemerintah Korsel dan Jepang mengatakan Korut menembakan ICBM, senjata jarak jauh yang dirancang membawa hulu ledak nuklir.

Korut juga meluncurkan dua rudal jarak pendek. Peluncuran ini dilakukan setelah Korut menembakan 23 rudal dalam satu hari termasuk satu rudal yang mendarat di lepas pantai Korsel.

Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan Wakil Menteri Luar Negeri Korsel Cho Hyun-dong dan Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Wendy Sherman mengecam tembakan-tembakan rudal Korut. Dalam percakapan melalui sambungan telepon mereka mengatakan peluncuran-peluncuran itu "menyedihkan dan tak bermoral."  

Namun setelah tembakan pertama Sistem Peringatan Darurat Jepang, J-Alert meminta warga prefektur-prefektur Jepang tengah: Miyagi, Yamagata, dan Niigata diminta untuk mencari perlindungan di dalam ruangan. Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan pemerintah kehilangan jejak rudal itu di Laut jepang.

Sehingga pemerintah mengoreksi pengumuman sebelumnya yang menyatakan rudal terbang di atas wilayah Jepang.

"Kami mendeteksi rudal berpotensi terbang di atas wilayah Jepang dan karena itu memicu J Alert, tapi setelah jalur terbangnya diperiksa kami mengkonfirmasi rudal itu tidak terbang di atas Jepang," kata Hamada pada wartawan.

Ia mengatakan rudal pertama terbang dengan ketinggian sekitar 2.000 meter dan sejauh 750 kilometer. Pola terbang itu disebut "lofted trajectory" artinya rudal ditembakan tinggi ke angkasa agar tidak melewati wilayah negara lain.

"Tembakan rudal berkali-kali Korut telah memicu kemarahan dan tidak bisa dimaafkan," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida konferensi pers.

Setengah jam laporan tembakan dilaporkan, Penjaga Pantai Jepang mengatakan rudal telah jatuh.

Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan rudal jarak jauh ditembakan di daerah dekat Ibukota Pyongyang. Sekitar satu jam setelah tembakan pertama, militer Korsel dan penjaga pantai Jepang melaporkan tembakan kedua dan ketiga.

Korsel mengatakan tembakan kedua dan ketiga merupakan rudal jarak pendek yang ditembakan dari Provinsi Kaechon, utara Pyongyang. Presiden Korsel mengatakan tembakan rudal Korut telah "melanggar perbatasan" sementara Washington menyebut tembakan itu tindakan "ceroboh."

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement