Kamis 03 Nov 2022 11:58 WIB

Ulil Abshar Abdallah: R20 adalah Sebuah Revolusi 

Gus Ulil menceritakan tentang gagasan dialog lintas agama yang diinisiasi Gus Dur.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Cendekiawan Muslim Indonesia yang juga Ketua Lakpesdam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdallah. Ulil Abshar Abdallah: R20 adalah Sebuah Revolusi 
Foto: Istimewa
Cendekiawan Muslim Indonesia yang juga Ketua Lakpesdam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdallah. Ulil Abshar Abdallah: R20 adalah Sebuah Revolusi 

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Cendekiawan Muslim Indonesia yang juga Ketua Lakpesdam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdallah menjadi pembicara pada hari kedua Forum Religion Twenty (R20) yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua Bali, Kabupaten Badung, Kamis (3/11/2022). 

Mengawali materinya, kiai yang biasa dipanggil Gus Ulil ini menceritakan tentang gagasan dialog lintas agama yang telah diwacanakan oleh Presiden Indonesia keempat sekaligus mantan ketua umum PBNU Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sejak 1970-an. 

Baca Juga

Pada 1970-an, menurut dia, Gus Dur pernah diundang memberikan kuliah di sebuah Seminari di Malang, Jawa Timur. "Gus Dur waktu itu masih muda dan beliau menerima undangan tersebut, jadi beliau mengunjungi seminari Kristen di situ dan memberikan kuliah soal Islam," ujar Gus Ulil saat berbicara di hadapan ratusan tokoh agama dunia yang menghadiri Forum R20, Kamis (3/11/2022).

Dia mengatakan, kunjungan Gus Dur tersebut kemudian menimbulkan kontroversi. Ulama-ulama tradisional sangat keberatan dengan kedatangan Gus Dur mengisi kuliah di Seminari Kristen. Sebab, memang ketika itu belum dikenal dialog antar agama.

Namun, Gus Dur terus menyuarakan dialog antar agama sehingga dia kemudian disebut sebagai salah satu ikon dan simbol lintas iman. Setelah terpilih sebagai Ketua Umum PBNU dan kemudian Presiden Indonesia, Gus Dur lalu menginisiasi dengan berbagai dialog lintas agama.  

"Gus Dur salah satu pemikir intelektual dan ulama bertanggung jawab untuk mengandakan serangkain dialog lintas agama," ucap Gus Ulil. 

Maka, lanjut Ulil, Forum R20yang diinisiasi oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf saat ini adalah sebuah revolusi yang terjadi sejak 1970-an sampai 2022 hari ini. "Hari ini NU menginiasiasi forum yang sangat ambisius ini untuk menyatukan semua pemuka agama dari tradisi agama yang berbeda untuk sama-sama duduk di tanah dewata ini. Bisa Anda bayangkan perjalanan dari tahun 70-an hingga 2022. Perjalanan dari Gus Dur karena dulu ia dikritik karena seminari, sampai hari ini, organsiasi dan ulama yang sama, dan hari ini kita bisa saksikan forum ini (R20)," katanya.

Pada hari kedua ini, Gus Ulil menjadi pembicara bersama sejumlah tokoh agama internasional. Di antaranya, Rabbi Silvina Chemen, Elder Gary E. Stevenson, Bishop Matthew Hassan Kukah, KH Imam Addaruqutni, dan Prof Ahmet Kuru.

Forum Agama G20 atau R20 digelar PBNU bersama Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022. Ada 338 partisipan yang terkonfirmasi hadir pada perhelatan R20, yang berasal dari 32 negara. Sebanyak 124 berasal dari luar negeri. Forum tersebut menghadirkan 45 pembicara dari lima benua.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement