Kamis 03 Nov 2022 13:42 WIB

Pasar Obligasi di 2023 Masih Positif Meski Dibayangi Resesi

Di awal tahun 2023, pasar obligasi masih akan mengalami sedikit tekanan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi investasi (obligasi).
Foto: Freepik
Ilustrasi investasi (obligasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar obligasi pada tahun 2023 diproyeksi masih cerah meski awan gelap resesi menghantui. Fixed Income Research Mirae Asset Sekuritas Dhian Karyantono mengatakan, kondisi tersebut didukung laju kenaikan suku bunga the Fed yang kemungkinan melambat. 

"Kami melihat masih ada peluang pasar obligasi bergerak positif. The Fed diperkirakan less agresif terkait dengan kenaikan suku bunga acuan. Selain itu inflasi domestik sudah mulai terkendali di akhir 2023," kata Dhian dalam acara Media Day di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Baca Juga

Di awal tahun 2023, Dhian mengakui pasar obligasi masih akan mengalami sedikit tekanan. Namun mulai semester kedua hingga akhir tahun 2023, perkembangan pasar obligasi dalam negeri bisa lebih baik.

Dhian melihat pasar obligasi sekarang masih undervalue sehingga ada peluang untuk investor masuk ke pasar obligasi. Kondisi saat ini masih sangat menjanjikan bagi investor masuk ke pasar obligasi karena tingkat yield masih bagus dikisaran 7,5-7,6 persen.

Dengan situasi perekonomian saat ini, investor direkomendasikan untuk masuk ke obligasi bertenor di bawah satu tahun. Dalam kurun dua tahun mendatang, investor bisa juga masuk ke obligasi dengan tenor panjang atau di atas 10 tahun.

Meski demikian, menurut Dhian, pasar obligasi masih akan menghadapi tantangan terutama menjelang tahun politik. Biasanya pasar cenderung wait and see melihat presiden yang akan terpilih di tahun 2024. 

"Hambatan kedua terkait resesi, saya lihat peluang resesi untuk Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa sudah mendekati di atas 50 persen. Ketika resesi, biasanya investor cenderung hati-hati untuk masuk ke pasar obligasi," jelas Dhian. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement