Kamis 03 Nov 2022 14:30 WIB

Asosiasi Muslim Lebanon di Sydney Diminta Izinkan Wanita Terlibat dalam Organisasi

Wanita dikecualikan dari menjadi anggota dan memegang posisi dewan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Suasana setelah shalat Subuh di masjid Lakemba, New South Wales, Australia. Asosiasi Muslim Lebanon di Sydney Diminta Izinkan Wanita Terlibat dalam Organisasi
Foto: ABC
Suasana setelah shalat Subuh di masjid Lakemba, New South Wales, Australia. Asosiasi Muslim Lebanon di Sydney Diminta Izinkan Wanita Terlibat dalam Organisasi

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Wanita Muslim menyerukan suara yang lebih besar menjalankan Asosiasi Muslim Lebanon (LMA), menuduh badan berpengaruh di New South Wales, Australia mengabaikan keprihatinan wanita. Sementara perempuan dapat bekerja untuk organisasi, mereka dikecualikan dari menjadi anggota dan memegang posisi dewan.

Adapun LMA merupakan pengurus Masjid Lakemba di Sydney Barat, salah satu masjid terbesar di Australia dan mengklaim memiliki lebih dari 1.000 anggota. Menurut konstitusi, yang ditulis pada 1961, anggota harus laki-laki berusia di atas 18 tahun, Muslim dan keturunan Lebanon.

Baca Juga

Terdapat sebuah petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 300 orang. Petisi tersebut menyerukan dewan LMA untuk meminta anggota memberikan suara pada amandemen untuk memungkinkan perempuan dan orang Muslim dari beragam budaya bergabung.

"Konstitusi LMA sudah sangat tua sehingga diketik di mesin tik. Komunitas kami, budaya kami, dan nilai-nilai kami berkembang, jadi inilah saatnya untuk representasi dan inklusi," tulis petisi tersebut dikutip dari ABC, Kamis (3/11/2022).

Pekerja di LMA selama empat tahun sebelum mengundurkan diri pada Februari, Yash Kammoun mengatakan, bahwa perubahan sudah terlambat. "Isu-isu yang terkait dengan wanita, pria yang membuat keputusan itu, bukan wanita, dan wanita tidak memiliki suara untuk membuat keputusan itu, dan itulah yang kami coba ubah," kata dia.

Dia mengutip keputusan dewan untuk mengizinkan hanya pria yang kembali ke masjid Lakemba ketika dibuka kembali setelah penutupan Covid dengan pembatasan kapasitas. Wanita dikeluarkan karena pria mengambil alih bagian wanita di masjid.

"Saya mengirim email yang mengatakan, 'Ini tidak apa-apa. Perempuan masih memiliki hak untuk masuk dan beribadah, meskipun kapasitasnya dikurangi.' Dan saya bahkan tidak mendapat tanggapan," kata dia.

Kammoun mengharapkan para wanita menerima kritik karena mendukung petisi tersebut. "Saya pikir itu sangat berani dan berani untuk para wanita ini, karena saya katakan, mereka akan menerima beberapa reaksi dari ini," ucapnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement