REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pemerintah menghentikan siaran TV analog pada 2 November, kebutuhan akan Set Top Box (STB) TV Digital menjadi cukup tinggi saat ini. Sehingga masyarakat perlu tahu tips memilih produk STB TV digital yang baik, agar mendapat barang yang berkualitas.
Kreator konten video YouTube yang banyak membahas tentang STB TV digital, Raden Agung Wicaksono menjelaskan, masyarakat memang perlu tahu ciri-ciri produk yang baik sebelum membeli. Dia yang telah memiliki hampir 40 ribu pengikut di YouTube ini, memberikan tips-tips berikut.
Tips memilih set top box (STB) TV digital
1. Pilih yang telah berstandar nasional
Menurutnya, yang pertama masyarakat harus periksa dari sebuah produk STB TV digital adalah yang telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Produk ini haruslah sudah berlogo SNI dan mempunyai nomor postel atau nomor produk yang terdaftar.
Hal ini penting karena produk yang berstandar berarti telah melewati standar yang ditetapkan pemerintah. Mengetahui informasi tersebut akan membuat calon pembeli lebih merasa aman.
"Jadi kalau mau beli STB harus cek apakah STB yang akan dibeli sudah SNI atau belum. Caranya bisa cek dari stiker SNI yang ada di dus STB, lalu biasanya ada barcode kalau kita scan akan muncul no postel yang terdaftar di Kominfo," kata pemilik akun YouTube Raden Review itu kepada Republika.co.id, Kamis (3/11/2022).
2. Pilih yang bergaransi
Dalam memilih STB TV digital, sangat penting memilih produk dengan garansi. Produk dengan SNI dikatakannya biasanya sudah bergaransi satu tahun serta memiliki layanan servis senter di setiap kota.
"Kalau yang tidak SNI biasanya tidak ada garansinya, jadi kalau rusak tidak bisa klaim atau servis ke tempatnya," katanya.
3. Memiliki fitur Early Warning System (EWS)
Penting juga memilih STB yang sudah memiliki fitur Early Warning System (EWS). Fitur ini akan menampilkan informasi kebencanaan di layar televisi. Layanan EWS ini juga menjadi salah satu tolok ukur juga untuk melihat keaslian STB yang telah memiliki SNI.
"Sangat berguna buat penduduk Indonesia yang wilayahnya sering terjadi bencana. Sehingga informasi tersampaikan dengan cepat dan tidak ada informasi hoaks yang beredar," ujarnya.