REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Puluhan siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Parungponteng, Desa Girikencana, Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, harus belajar di tengah ancaman bencana tanah longsor. Bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah itu pada Rabu (26/10/2022) pekan lalu sangat dekat lokasinya dengan sekolah tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya, Sera Sani Verana, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan saran BPBD, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah itu bisa kembali berjalan."Jadi sekarang kelasnya dipakai bergantian. Hanya ruang kelas yang berada dekat longsor tidak dipakai," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (3/11/2022).
Berdasarkan pantauan Republika pada Rabu (2/11/2022), satu ruang kelas yang lokasinya paling dekat dengan tanah yang mengalami longsor sudah tak digunakan. Siswa yang semula belajar di kelas itu dipindahkan sementara ke ruang perpustakaan.
Sebelumnya, KBM di SDN 2 Parungponteng sempat dilakukan secara daring setelah bencana tanah longsor terjadi. Namun, proses KBM di sekolah itu kembali berjalan sejak Senin (31/10/2022).
Menurut Sera, sementara ini kondisi sekolah itu masih aman. Apalagi, dalam beberapa haru terakhir tidak terjadi hujan di wilayah itu. Namun, apabila terjadi hujan dengan tinggi, para siswa akan disarankan belajar di rumah secara daring."Kami juga sudah sampaikan kepada guru agar mengawal para siswa agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Itu dilakukan sampai perbaikan jalan yang terkena longsor," kata dia.
Ihwal penanganan jangka panjang, Sera mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman (DPUTRPP) Kabupaten Tasikmalaya. Ia berharap, jalan yang tergerus longsor dapat segera diperbaiki, sehingga longsoran tak merambat ke bangunan sekolah. "Soalnya itu bangunan masih bagus. Sayang kalau direlokasi," kata dia.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kurnia Trisna, mengatakan, untuk sementara proses KBM di SDN 2 Parungponteng bisa berjalan normal. Menurut dia, saat ini kondisi retakan tanah sudah relatif srabil."Kami akan terus lihat perkembangannya," kata dia.
Sebelumnya, salah seorang guru SDN 2 Parungponteng, Jejen Nurjaman, mengatakan, bencana tanah longsor itu terjadi para Rabu pekan lalu. Tanah yang longsor itu hanya berjarak sekitar 3 meter dari tembok gerbang sekolah, yang juga sudah mengalami keretakan akibat bencana tersebut. Karena itu, pihak sekolah sempat memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar daring kepada para siswa sejak tanah longsor terjadi.
"Kami sudah melakukan laporan untuk memberlakukan PJJ setelah kejadian longsor. Saat kejadian, sekolah diliburkan. Lalu pada Kamis, Jumat, dan Sabtu, dilakukan PJJ," kata dia saat ditemui Republika, Rabu kemarin.
Pemberlakuan PJJ itu juga sejalan dengan rekomendasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya untuk tidak menggunakan bangunan sekolah sementara waktu. Namun, belakangan pihak sekolah kembali menerima surat agar KBM di sekolah dilaksanakan kembali. Surat itu diterima setelah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Tasikmalaya melaksanakan peninjauan ke SDN 2 Parungponteng.
Jejen mengatakan, para siswa telah kembali melaksanakan KBM di sekolah sejak awal pekan ini. Hanya saja, ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, para siswa harus langsung dipulangkan. "Memang sebenarnya bangunan sekolah tidak terdampak langsung longsor yang terjadi. Hanya bagian tembok gerbang retak-retak," kata dia.
Kendati demikian, pihak sekolah tetap waswas akan terjadi longsor susulan. Sebab, retakan tanah disebut masih terus meluas. Jejen pribadi juga masih khawatir. Takut tanah longsor merambat ke sekolah.