Kamis 03 Nov 2022 19:47 WIB

Satgas: Kasus Positif Covid-19 Indonesia Naik 4.951 pada Kamis

Provinsi DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus positif terbanyak yakni 1.823 kasus

Penumpang KRL Commuter Line memadati stasiun saat transit di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai itu imbas dari perubahan rute dan pola operasi KRL Commuter Line Jabodetabek.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Penumpang KRL Commuter Line memadati stasiun saat transit di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai itu imbas dari perubahan rute dan pola operasi KRL Commuter Line Jabodetabek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah menjadi 6.507.610 setelah ada kenaikan sebanyak 4.951 kasus pada Kamis sampai dengan pukul 12.00 Wib.

Data Satgas yang diterima di Jakarta, Kamis (3/11/2022), Provinsi DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus positif terbanyak yakni 1.823 kasus, diikuti Jawa Barat 694 kasus, Jawa Timur 681 kasus, Banten 394 kasus dan Jawa Tengah 382 kasus.

Baca Juga

Penambahan juga terjadi pada kasus aktif yang per hari ini naik 2.027 kasus, sehingga total keseluruhannya menjadi 32.080 kasus aktif. Penambahan kasus positif diikuti dengan penambahan angka kematian. Hari ini, sebanyak 42 orang meninggal akibat Covid-19 dan jumlah kematian secara keseluruhan sudah ada 158.737 orang.

Satgas melaporkan 66.257 spesimen telah diperiksa di seluruh laboratorium Tanah Air dan 5.462 lainnya dinyatakan sebagai suspek Covid-19. Sedangkan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh, sudah ada 6.316.793 orang setelah bertambah 2.882 orang.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengajak generasi muda menjadikan pandemi yang bergulir selama tiga tahun terakhir sebagai tolok ukur pengalaman sekaligus pembelajaran yang dapat diwariskan untuk masa depan. "Pandemi ini ada siklusnya, itu mungkin tahunan, bahkan puluhan tahun. Jadi apa yang dilakukan generasi saat ini dalam menangani pandemi, bisa menjadi bench mark bagi anak muda di masa depan jika terjadi lagi pandemi," ujar Budi.

Budi mengatakan generasi muda perlu memahami betul penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah melalui gotong royong bersama masyarakat dalam menekan laju kematian banyak orang. Supaya ketika peristiwa serupa kembali terjadi di masa depan, kata Budi, diharapkan tidak akan menimbulkan banyak kematian.

"Ini kewajiban kita untuk memastikan generasi muda harus terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19 dan mereka bisa memahami apa yang sedang diupayakan oleh pemerintah dalam pencegahan terjadi pandemi berikutnya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement