REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pada tahun 2020, jumlah serang di automatic teller machine (ATM) dan terminal PoS menurun secara signifikan akibat pandemi. Sekarang dengan kembalinya pola pengeluaran lama, aktivitas pelaku ancaman siber kembali meningkat.
Menurut temuan Kaspersky, HydraPoS dan AbaddonPoS adalah keluarga malware paling banyak beredar pada tahun 2022, terhitung sekitar 71 persen dari semua deteksi. Untuk ATM, malware paling aktif adalah Ploutus, terhitung tiga persen dari semua deteksi dalam delapan bulan pertama tahun 2022.
Pejahat dunia maya menyerang sistem tertanam yang digunakan di ATM dan terminal point-of-sale (PoS) untuk mencuri uang tunai, kredensial kartu kredit, dan data pribadi, hingga menembus sistem untuk mendapatkan kendali atas semua perangkat dalam jaringan, dan penyerang dapat memperoleh ribuan dolar hanya dalam semalam.
Banyak Versi Windows yang digunakan di ATM telah mencapai masa dukungannya sejak lama dan mungkin menjadi sasaran empuk, sementara terminal PoS digunakan oleh banyak bisnis dengan tingkat kematangan keamanan siber yang rendah.
Serangan siber menurun saat pandemi
Ketika pandemi melanda, jumlah serangan menurun tajam dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlahnya dari sekitar 8.000 pada 2019 menjadi 5.000 pada 2020.
Menurut penilaian para ahli, ini terjadi karena beberapa alasan. Alasan tersebut termasuk pengurangan jumlah total ATM di seluruh dunia, penutupan mereka selama pembatasan pandemi, serta pengeluaran masyarakat yang menyusut secara keseluruhan.
Sekarang, pembatasan sosial telah jauh lebih dilonggarkan, pola pengeluaran lama telah kembali. Alhasil, aktivitas aktor ancaman semakin meningkat.
Pada tahun 2021, jumlah perangkat yang terinfeksi oleh malware ATM/PoS naik 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam delapan bulan pertama tahun 2022, jumlahnya tumbuh 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, dan hampir empat persen dibandingkan tahun 2021. Secara total, 4173 perangkat diserang pada Januari-Agustus 2022.
Dengan tren ini, para ahli memperkirakan jumlah serangan terhadap perangkat ATM/PoS akan terus meningkat pada kuartal keempat tahun 2022.
Malware PoS adalah yang paling tersebar luas
HydraPoS dan AbaddonPoS menyumbang sekitar 71 persen dari semua deteksi malware ATM/PoS pada tahun 2020-2022, dengan masing-masing 36 persen dan 35 persen. Pemimpin peringkat, HydraPoS, berasal dari Brasil dan dikenal karena mengkloning kartu kredit. Menurut laporan Portal Intelijen Ancaman Kaspersky, keluarga ini digunakan dalam serangan yang melibatkan rekayasa sosial.
“Ada teknik yang berbeda. Mereka bergantung pada siapa yang melakukan serangan dan keluarga mana yang digunakan. Penyerang melakukan panggilan telepon atau bahkan datang ke kantor korban. Mereka menyamar sebagai karyawan bank atau perusahaan kartu kredit dan mencoba meyakinkan korban untuk menginstal malware seolah-olah itu adalah pembaruan sistem”, kata Fabio Assolini, Kepala Pusat Penelitian, Amerika Latin di Kaspersky, dalam siaran pers.
Peringkat lima besar lainnya juga termasuk Ploutus (tiga persen). Ini adalah keluarga malware yang digunakan untuk memodifikasi perangkat lunak yang sah dan eskalasi hak istimewa untuk mengontrol ATM dan memperoleh hak administratif yang memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk men-jackpot ATM sesuai permintaan.
Selanjutnya, RawPoS (malware yang dapat mengekstrak data strip magnetik penuh dari memori yang mudah menguap) dan Prilex (proses penyalahgunaan malware yang terkait dengan perangkat lunak PoS dan transaksi kartu kredit dan debit), masing-masing menyumbang dua persen. Sebanyak 61 keluarga lainnya yang dianalisis dan modifikasi menyumbang kurang dari dua persen per masing-masing.
“Malware PoS lebih tersebar luas daripada malware ATM karena memberikan akses yang cukup mudah ke uang,” jelas Fabio Assolini.