REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) menembakan 80 lebih artileri ke zona perbatasan maritim kedua negara, Kamis (3/11/2022) malam. Sementara Menteri Pertahanan Korsel dan Amerika Serikat (AS) berjanji menunjukkan tekad dalam menghadapi uji coba rudal Korut.
Pada Kamis kemarin Korut meluncurkan beberapa rudal termasuk rudal antar-benua (ICBM) yang gagal ditembakan. AS dan Korsel pun memutuskan memperpanjang latihan militer bersama mereka yang membuat geram Pyongyang.
Sebelum tengah malam, militer Korsel mengatakan mereka mendeteksi Korut menembakan lebih dari 80 artileri ke arah lautnya. Seoul menegaskan tindakan tersebut melanggar perjanjian antar-Korea tahun 2018.
Dalam pernyataannya, Jumat (4/11/2022) Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan Seoul telah mengeluarkan peringatan ke Korut atas penembakan tersebut.
Dalam pertemuan di Washington Menteri Pertahanan AS Llyod Austin dan Menteri Pertahanan Korsel Lee Jong-sup berjanji untuk mencari kebijakan baru untuk menunjukkan "tekad dan kemampuan" aliansi. Setelah Korut melancarkan provokasi.
Uji coba rudal Korut pada tahun ini tembus rekor termasuk 23 rudal yang ditembakan pada Rabu (2/11) lalu dan ICBM yang diluncurkan Kamis kemarin. Korsel dan AS juga mengatakan Korut telah menyelesaikan persiapan teknis untuk menggelar uji coba nuklir pertama sejak 2017.
Sementara Pyongyang mengecam keras latihan militer AS dan Korut. Sektraris Komite Pusat Partai Buruh Korut Pak Jong Chon mengatakan Washington dan Seoul telah mengambil keputusan yang sangat berbahaya dengan memperpanjang latihan dan "mendorong" situasi di luar kendali.
"Amerika Serikat dan Korea Selatan akan menyadari mereka telah melakukan kesalahan yang buruk yang tidak bisa diperbaiki," kata Pak.
Para diplomati mengatakan Washington meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar sidang terbuka seputar Korut pada Jumat ini. Permintaan itu didukung anggota dewan lainnya: Inggris, Prancis, Albania, Irlandia dan Norwegia.
Dewan Keamanan PBB sudah lama melarang Korut menggelar uji coba rudal balistik dan nuklir. Dewan juga telah memperberat sanksi-sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk memangkas anggaran mereka untuk program-program itu.
Namun beberapa tahun terakhir 15 anggota Dewan Keamanan terpecah dalam masalah menghadapi Korut. Pada bulan Mei lalu Cina dan Rusia memvote usulan AS untuk menambah sanksi ke Korut karena peluncuran rudal-rudal Pyongyang.