Jumat 04 Nov 2022 13:12 WIB

Wamenkeu: APBN akan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Baru

Pemerintah saat ini fokus mencari sumber-sumber pertumbuhan baru.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke depannya akan didesain untuk mendorong penciptaaan pertumbuhan ekonomi baru. 

Menurut Suahasil, pemerintah saat ini fokus mencari sumber-sumber pertumbuhan baru yang sifatnya jangka menengah dan jangka panjang. Salah satunya melalui ekonomi hijau atau green economy. 

Baca Juga

"Seluruh dunia sudah mulai masuk ke green economy, meskipun dalam jangka pendek kita masih bergantung pada bahan bakar fosil," kata Suahasil, Jumat (4/11/2022).

Selain itu, pemerintah juga mendorong dunia usaha terutama UMKM untuk naik kelas. Menurutnya, UMKM merupakan sektor yang cukup resilience terhadap gejolak perekonomian. 

Hal kunci yang bisa dilakukan untuk mendukung UMKM yaitu dengan menyediakan akses pembiayaan dari sektor keuangan. UMKM juga membutuhkan dukungan teknologi dan akses pasar untuk berkembang. 

"Kita juga harus mendorong UMKM supaya bisa naik kelas. Kalau kegiatan ekonomi lagi sulit, UMKM biasanya yang paling resilience," kata Suahasil. 

Secara umum, Suahasil menyampaikan, pemerintah akan tetap optimisme dalam menyusun APBN untuk tahun 2023. Pemerintah akan kembali menekan desifit APBN di bawah 3 persen.

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan menetapkan arsitektur APBN 2023 dengan target pendapatan negara sebesar Rp2.463 triliun dan belanja negara mencapai Rp3.061,2 triliun. Sehingga defisit menyentuh angka Rp598,2 triliun atau setara 2,84 persen dari PDB. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement