REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Dr Ir Ayub Muktiono menyampaikan selamat atas terpilihnya Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof M Nasih sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) periode 2022-2023. Prof Nasih menggantikan Ketua FRI sebelumnya yang dijabat Prof Panut Mulyono.
Pelantikan Prof Nasih yang dilakukan bersamaan digelarnya Konferensi Forum Rektor Indonesia 2022 di Airlangga Convention Center (ACC) Siurabaya pada 29-30 Oktober tersebut, dihadiri oleh empat pejabat menteri dan 345 rektor/pimpinan perguruan tinggi di Indonesia baik secara luring maupun daring.
“Kami mengucapkan selamat atas terpilihkan Prof Nasih sebagai Ketua FRI. Kami optimistis bahwa di tangan beliau, FRI akan semakin solid dengan program dan kebijakan unggulannya,” kata Rektor Unkris Dr Ayub dalam siaran persnya, Jumat (4/11/2022).
Dr Ayub yang hadir langsung dalam konferensi FRI tersebut melihat bagaimana para rektor dan pimpinan perguruan tinggi yang tergabung dalam FRI begitu solid dan saling dukung untuk kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. Soliditas pimpinan perguruan tinggi ini menjadi modal penting tidak hanya untuk mendongkrak Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi, tetapi juga mencari solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia.
“Di sini terlihat bahwa PTS memiliki peran dan kedudukan yang sama pentingnya dengan PTN. Dengan jumlah yang jauh lebih banyak dibanding PTN, maka PTS juga memiliki kontribusi besar dalam mendongkrak APK PT,” jelas Dr Ayub.
Selain itu, lanjut Dr Ayub, melalui program pengabdian masyarakat, program riset dan program-program lainnya, perguruan tinggi swasta (PTS) juga memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi bangsa. Unkris sendiri misalnya, telah berkolaborasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga dalam rangka percepatan penanggulangan stunting di Indonesia.
“Melalui program Pengabdian Masyarakat, Unkris telah memiliki rencana seperti Konstelasi Studi Literasi Indek Faktor Kontributif Percepatan Penurunan Stunting 5 Provinsi dengan Prevelensi tertinggi di Indonesia,” kata Dr Ayub.
Karena itu, Dr Ayub berharap ke depan FRI dapat menjadi jembatan bagi kalangan perguruan tinggi untuk menyampaikan berbagai persoalan terkait perguruan tinggi khususnya PTS.
Dr Ayub mengakui, kalangan perguruan tinggi swasta memiliki persoalan yang membutuhkan kerja sama yang baik dengan perguruan tinggi negeri (PTN) maupun pemerintah untuk mencari jalan keluarnya. Misalnya saja, terkait penerimaan mahasiswa baru, di mana kebijakan PTN yang membuka seleksi mahasiswa baru melalui jalur mandiri gelombang 1, 2 dan 3 telah mempersempit ruang gerak PTS.
"Jika PTN menerima mahasiswa baru tanpa terkendali dengan program mandiri 1, mandiri 2, dan seterusnya, ke depan akan mempersempit ruang gerak PTS. Demikian juga terkait waktu penerimaan, sebaiknya awal Agustus PTN sudah mulai kuliah, agar memberikan ruang kepada PTS,” jelas Rektor Unkris itu.
Persoalan lain yang disampaikan Rektor Unkris adalah adanya keterbatasan SDM di PTS. Situasi tersebut dapat dilihat dari banyaknya pengurus yayasan PTS di daerah-daerah yang personelnya terpaksa merangkap sebagai dosen di PTS-nya masing-masing. “Hal ini menunjukkan bahwa terjadi keterbatasan SDM di PTS,” ungkapnya.
Dr Ayub juga berharap FRI dapat menyampaikan kepada pemerintah terkait kebijakan-kebijakan sektor pendidikan tinggi agar dapat mendorong PTS lebih maju dan kondusif, mengingat 90 persen dari perguruan tinggi di Indonesia adalah PTS.
Sebelumnya, Ketua FRI 2022 Prof Nasih dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan 345 rektor/pimpinan PT yang hadir dalam konferensi FRI 2022. Ia mengingatkan bahwa FRI memiliki kedudukan yang strategis sebagai agen perubahan sehingga penting menjalin kolaborasi antarperguruan tinggi. "Kolaborasi ini penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk mencapai kedaulatan pangan, energi, dan obat-obatan."
Sementara itu, Mendikbudristek Nadiem Makarim yang hadir secara daring mengajak semua pimpinan perguruan tinggi untuk bergerak bersama, berkolaborasi, dan bertransformasi untuk menyiapkan generasi unggul menyambut Indonesia Emas 2045.
Hal yang sama juga disampaikan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadir Effendy yang hadir di tengah-tengah para rektor. Muhadjir meminta agar kalangan perguruan tinggi cepat tanggap dengan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat.
Selain Menteri Nadiem, Menteri Muhadjir Effendy, hadir memberikan sambutan Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Menkopolhukam Mahfud MD.