REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat kematian yang dapat dikaitkan secara langsung dengan alkohol naik hampir 30 persen di AS selama tahun pertama pandemi Covid-19. Hal ini merujuk laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
CDC menyatakan bahwa tingkat kematian akibat alkohol meningkat pada 2020 dan 2021. Terbaru, CDC juga merilis laporan yang menunjukan secara perinci kelompok mana yang memiliki tingkat kematian tertinggi dan negara bagian mana yang melihat jumlah terbesar.
“Alkohol sering diabaikan sebagai masalah kesehatan masyarakat. Padahal itu adalah penyebab kematian utama yang dapat dicegah," kata Marissa Esser, yang memimpin program alkohol CDC seperti dilansir dari AP, Jumat (4/11/2022).
Laporan yang dirilis Jumat, berfokus pada puluhan jenis kematian yang sepenuhnya disebabkan oleh minuman keras. Contohnya termasuk kegagalan hati atau pankreas yang disebabkan oleh alkohol, keracunan alkohol, dan penyakit lainnya. Ada lebih dari 52 ribu kematian seperti itu tahun lalu, naik dari 39 ribu pada 2019.
Kematian seperti itu 2,5 kali lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, tetapi meningkat untuk keduanya pada tahun 2020. Angka tersebut juga terus meroket untuk orang berusia 55 hingga 64 tahun, begitupun untuk kelompok tertentu lainnya, termasuk melonjak 42 persen di antara wanita berusia 35 hingga 44 tahun.
Laporan kedua yang diterbitkan awal pekan ini di JAMA Network Open, melihat lebih banyak kematian yang dapat dikaitkan dengan alkohol seperti kecelakaan kendaraan bermotor, bunuh diri, terjatuh, dan kanker.
Esser mencatat, berdasarkan data dari 2015 hingga 2019, lebih dari 140 ribu dari kategori kematian terkait alkohol yang lebih luas terjadi setiap tahun. Peneliti CDC mengatakan sekitar 82 ribu dari kematian tersebut berasal dari minum alkohol terlalu banyak dalam jangka waktu yang lama dan 58 ribu lainnya terkait dengan keracunan akut.
Studi ini menemukan bahwa sebanyak 1 dari 8 kematian di antara orang dewasa AS berusia 20 hingga 64 adalah kematian terkait alkohol. New Mexico adalah negara bagian dengan persentase kematian terkait alkohol tertinggi yakni 22 persen, sementara Mississippi memiliki persentase terendah, 9 persen.
Minum alkohol berlebihan dikaitkan dengan bahaya kronis seperti kanker hati, tekanan darah tinggi, stroke dan penyakit jantung. Alkohol juga bisa menyebabkan keguguran, bayi lahir mati atau cacat lahir jika dikonsumsi wanita hamil. Dan pejabat kesehatan mengatakan alkohol merupakan faktor terbanyak dari jatuh serius di antara orang tua.
Menurut Esser, angka kematian mungkin meningkat sejak pandemi Covid-19 karena beberapa alasan, termasuk dengan penyakit terkait alkohol mungkin lebih sulit mendapatkan perawatan medis.
"Penelitian menunjukkan perlunya melihat langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi alkohol, termasuk meningkatkan pajak alkohol dan memberlakukan langkah-langkah yang membatasi di mana orang dapat membeli bir, anggur, dan minuman keras," kata Esser.