Jumat 04 Nov 2022 15:46 WIB

Korut Kerahkan 180 Pesawat Tempur ke Perbatasan Militer

Korsel deteksi 180 pesawat tempur Korut terbang di perbatasan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang tentara Korea Selatan berjaga di dalam pos penjagaan militer di Paviliun Imjingak di Paju, Korea Selatan, dekat perbatasan dengan Korea Utara, Jumat, 14 Oktober 2022. Militer Korea Selatan telah mengerahkan jet tempur setelah mendeteksi sekitar 180 pesawat tempur Korea Utara terbang ke utara perbatasan militer selama empat jam pada Jumat (4/11/2022).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Seorang tentara Korea Selatan berjaga di dalam pos penjagaan militer di Paviliun Imjingak di Paju, Korea Selatan, dekat perbatasan dengan Korea Utara, Jumat, 14 Oktober 2022. Militer Korea Selatan telah mengerahkan jet tempur setelah mendeteksi sekitar 180 pesawat tempur Korea Utara terbang ke utara perbatasan militer selama empat jam pada Jumat (4/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan telah mengerahkan jet tempur setelah mendeteksi sekitar 180 pesawat tempur Korea Utara terbang ke utara perbatasan militer selama empat jam pada Jumat (4/11/2022). Manuver itu dilakukan setelah Pyongyang menembakkan lebih dari 80 peluru artileri dan peluncuran beberapa rudal ke laut sehari sebelumnya.

Menurut militer Korea Selatan, pesawat Korea Utara terbang ke utara dari garis taktis, ditarik hingga 20 kilometer utara Garis Demarkasi Militer (MDL). Seoul pun mengerahkan 80 pesawat, termasuk pesawat tempur siluman F-35A sebagai tanggapan.

Baca Juga

Uji coba rudal Korea Utara juga melibatkan beberapa rudal termasuk rudal antar-benua (ICBM) yang gagal ditembakan. Atas tindakan ini, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan pun memutuskan memperpanjang latihan militer bersama. Sekitar 240 pesawat yang berpartisipasi dalam latihan udara Vigilant Storm melanjutkan latihan.

Dalam pertemuan di Washington, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Korsel Lee Jong-sup berjanji untuk mencari kebijakan baru untuk menunjukkan tekad dan kemampuan aliansi kedua negara. Para diplomat mengatakan, Washington meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk menggelar sidang terbuka tentang Pyongyang pada Jumat. Permintaan itu didukung oleh Inggris, Prancis, Albania, Irlandia, dan Norwegia.

DK PBB melarang Korea Utara menggelar uji coba rudal balistik dan nuklir. Bahkan, badan itu telah memperberat sanksi-sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk memangkas untuk program-program itu. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement