Jumat 04 Nov 2022 21:53 WIB

Taiwan dan AS akan Gelar Pembicaraan Perdagangan Langsung

Taiwan telah lama mendorong kesepakatan perdagangan bebas yang luas dengan AS

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Bendera Taiwan. Taiwan telah lama mendorong kesepakatan perdagangan bebas yang luas dengan AS. Ilustrasi.
Foto: EPA
Bendera Taiwan. Taiwan telah lama mendorong kesepakatan perdagangan bebas yang luas dengan AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Taiwan dan Amerika Serikat (AS)akan menggelar pembicaraan perdagangan langsung  di New York pada pekan depan. Hal ini dikonfirmasi pemerintahan kedua negara pada Kamis (3/11/2022) waktu setempat di bawah inisiatif bersama baru yang diumumkan pada Juni lalu.

Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan bahwa diskusi konseptual akan berlangsung Selasa dan Rabu pekan depan. Asisten Perwakilan Dagang AS Terry McCartin sebagai pejabat perdagangan utama.

Baca Juga

"Delegasi AS juga akan mencakup perwakilan dari Dewan Ekonomi Nasional, Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, Administrasi Bisnis Kecil, dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan," kata Kantor Perwakilan Dagang AS.

Kabinet Taiwan mengatakan delegasinya akan mencakup pejabat dari kementerian ekonomi dan keuangan, serta Kantor Negosiasi Perdagangan. "Meskipun kami tidak menetapkan jadwal apa pun, baik Taiwan dan AS memiliki kemauan tinggi untuk bekerja sama dan percaya bahwa hasil yang bermanfaat dapat dicapai sesegera mungkin," kata pemerintah Taiwan dalam sebuah pernyataan.

Washington dan Taipei meluncurkan Inisiatif AS-Taiwan pada Perdagangan Abad ke-21 Juni lalu. Hal ini diluncurkan beberapa hari setelah pemerintahan Biden mengecualikan Taiwan dari rencana ekonomi yang berfokus pada Asia yang dirancang untuk melawan pengaruh China yang semakin besar.

Taiwan memang telah lama mendorong kesepakatan perdagangan bebas yang luas dengan AS. Washington adalah pendukung internasional terpentingnya dan pemasok senjata asing bahkan tanpa adanya hubungan diplomatik formal. Sementara China telah mengatakan "dengan tegas" menentang pembicaraan perdagangan baru tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement