Sabtu 05 Nov 2022 04:35 WIB

Kisah Pak AR Dituduh Wahabi, Eh Malah Mengajar Yasinan Cara Muhammadiyah

Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.
KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.

KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.
KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Wahabi kini kembali menjadi pembicaraan publik. Bicara Wahabi, warga Muhammadiyah juga kerap dituding berkaitan erat dengan aliran tersebut, tak terkecuali KH AR Fachruddin atau Pak AR. Bagaimana kisahnya Pak AR bisa disebut sebagai Wahabi?

Alkisah Pak AR pernah dituding sebagai Wahabi dan beliau "dipaksa" memimpin pengajian Yasinan untuk meyakinkan jika warga jika tidak anti-pengajian. Padahal, dalam Muhammadiyah tidak mengenal tradisi Yasinan karena disebut tidak ada tuntunannya dalam ajaran Islam.

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah tidak Tahlilan?

Kisah ini diabad putra Pak AR, Syukriyanto dalam buku ‘Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR’. Dalam buku itu diceritakan saat Pak AR masih muda berumur sekitar 18 tahun ditugaskan Muhammadiyah di Ulak Paceh, Palembang.

Pak AR muda bertemu seorang ulama terkenal dan disegani di Ulak Paceh. Ulama itu disebut sangat membenci Muhammadiyah, bahkan ia akan bersikap sinis setiap bertemu dengan warga Muhammadiyah.

BACA JUGA: Benarkah Gerakan Muhammadiyah dan Wahabi Berkaitan? Ini Jawaban Haedar Nashir

Setiap mau mengajar, Pak AR selalu lewat depan rumah ulama tersebut dan memberi salam kepadanya. Sayangnya, salam itu tidak berjawab.

Meski ulama itu tidak peduli, Pak AR terus memberi salam setiap kali bertemu ulama tersebut. Pelan tapi pasti salam Pak AR dijawab, walau hanya dibalas dengan ucapan ‘Salam’ atau ‘lam’, tak ada sebersit pun rasa sesal dalam siri Pak AR.

BACA JUGA: Tak Hanya UAS, Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq, Buya HAMKA Juga Pernah Ditolak karena Disebut Wahabi

Pak AR semakin semangat mengucapkan salam pada ulama tersebut setiap kali bertemu. Hingga akhirnya ulama tersebut mau juga menjawab secara lengkap, disertai senyum pula.

Merasa mendapat jawaban salam secara lengkap, Pak AR menghentikan langkahnya dan menjabat tangan ulama itu sambil tersenyum pula. Selanjutnya, terjadilah pembicaraan panjang.

BACA JUGA: Sering Disebut Wahabi, Ustadz Khalid Basalamah Ternyata dari Keluarga NU

”Apa guru orang Muhammadiyah (di Ulak Paceh, Pak AR biasa dipanggil dengan sebutan guru)?” tanya ulama tersebut.

“Ya, saya orang Muhammadiyah yang pernah belajar di Darul Ulum Muhammadiyah Yogyakarta,” jawab Pak AR.

BACA JUGA: Gus Baha: Andai Tahlilan Baik Pasti Dilakukan Sahabat, Gak Mungkin Kan Sahabat Nahlili Nabi Muhammad

“Jadi guru benar-benar orang Muhammadiyah?” desak ulama.

“Ya, saya orang Muhammadiyah.”

“Lha, kok baik? balas Ulama keheranan.

“Siapa bilang orang Muhammadiyah tidak baik?” Pak AR tersenyum.

“Ya, kata orang-orang, Muhammadiyah itu Wahabi, suka mengubah agama dan mengafirkan orang lain,” ucap ulama tersebut.

BACA JUGA: Maulid Nabi Muhammad Disebut Bidah Dhalalah, Bagaimana Pendapat Muhammadiyah?

“Itu kan kata orang-orang. Tapi Angku kan sudah melihat sendiri saya ini orang Muhammadiyah, bukan hanya kata orang-orang,” kata Pak AR bercanda.

“Kalau begitu, besok malam Jum’at, guru saya undang Yasinan. Bagaimana?” pinta ulama.

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah tidak Mudah Tertipu Dukun?

“Baik, Insya Allah,” Pak AR menyanggupi, meski sedikit bingung karena merasa tak pernah diajari Yasinan.


KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.
KH AR Fachruddin atau Pak AR. Ketika masih muda, Pak AR dipaksa memimpin Yasinan dan diubah menjadi pengajian Alquran. Foto: IST.

Diajak Memimpin Yasinan

Pak AR pun sempat kebingungan menanggapi ajakan tersebut. Bermacam pikiran pun mengganggu nyenyaknya, salah satunya kekhawatiran jika disuruh memimpin Yasinan, padahal ia belum pernah ikut dan belum tahu prosesi Yasinan.

Di tengah kekhawatiran itu, muncul ide yang menurut Pak AR relevan. Tibalah malam Jumat yang dijanjikan. Pak AR menghadiri undangan Yasinan.

BACA JUGA: Ketua PP Muhammadiyah: Tidak Semua yang tak Sama dengan Rasulullah Itu Bidah

Dugaan Pak AR benar. Beliau diminta memimpin Yasinan. “Selama ini Yasinan-nya seperti apa?” tanya Pak AR pada jamaah.

“Ya, seperti biasa,” jawab hadirin.

“Jadi bapak-bapak sudah bisa dan hafal semua?”

“Ya, sudah hafal.”

“Baiklah, kalau begitu sekarang kita Yasinan model baru supaya kita punya pengalaman baru. Setuju?” tanya Pak AR.

“Setuju!” jawab hadirin kompak.

BACA JUGA: Ketua Muhammadiyah: Kalau Semua Amal Dipamerkan di Medsos, Malaikat Raqib dan Atid Tugasnya Apa?

Dibacalah ayat pertama, dan salah seorang diminta untuk mengartikan. “Kalau tidak bisa akan saya bantu,” kata Pak AR.

Usai mengartikan, Pak AR menjelaskan apa itu Surah Yasin yang sering dibaca, apa arti dan maksud ayat-ayatnya. Jamaah pun menganguk-angguk.

BACA JUGA: Bule Inggris Garuk-Garuk Kepala karena Tanya Tukang Becak Dijawab Pakai Bahasa Inggris-Jawa

Meski hanya satu dua ayat yang dibahas pada acara Yasinan itu, para jamaah puas dengan "Yasinan model Muhammadiyah". Bahkan ada permintaan agar dilanjutkan saat Yasinan mendatang.

“Bagi saya, terserah hadirin saja. Tentunya keputusan ada pada tetua kita Al-Mukarom Angu Ulama,” balas Pak AR sembari menebar senyum.

BACA JUGA: Humor Gus: Cinta Sejati Seperti Tarawih Mampu Bertahan Sampai 23 Rakaat, Tapi Mas Saya Muhammadiyah

Anehnya, ulama itu menyetujuinya. Meski begitu, untuk lebih baiknya, Pak AR meminta agar pelaksanaannya diselang-seling.

Pada Jumat malam gasal, Yasinan model lama dipimpin Angku Ulama; sedangkan pada Jumat malam genap Yasinan model baru diisi oleh Pak AR.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Perbedaan Muhammadiyah-NU, Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah, NU Ya Sama

Lama kelamaan, sang ulama menyerahkan tanggung jawab pada Pak AR sebagai pemimpin Yasinan. Selanjutnya, Yasinan tidak lagi berlangsung seperti hari-hari sebelumnya, melainkan berganti sebagai pengajian tafsir Alquran..

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> GP Ansor Bantah Anggota Banser Lecehkan Tsamara Amany: Fotonya Dicatut

> Humor Gus Dur: Pastor Lega Dikira Gak Jadi Diterkam Harimau, Ternyata Harimaunya Lagi Baca Doa Makan

> Sempat Tantang Novel Bamukmin Duel, Denny Siregar: Gak Jadi Deh, Gw Males Bulan Puasa Berantem

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.republika.co.id/posts/187007/kisah-pak-ar-dituduh-wahabi-eh-malah-mengajar-yasinan-cara-muhammadiyah
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement