REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Kegiatan bertajuk Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) dengan merenovasi 10 rumah keluarga tidak mampu yang berada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kembali terlaksana. Program kolaboratif Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus dan Djarum ini merupakan bentuk Penanggulangan Kemiskinan Esktrem (PKE) yang digagas Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 2021.
Bupati Kudus HM Hartopo berharap program ini dapat memberi manfaat positif bagi para penerima bantuan dan berjalan secara berkelanjutan. Sebab, peran serta pelaku usaha melalui program corporate social responsibility (CSR) sangat diperlukan agar membantu pemerintah mempercepat program penanggulangan kemiskinan ini.
“Rumah yang layak huni adalah salah satu elemen dasar dalam mengentaskan kemiskinan. Diharapkan, dengan adanya rumah yang lebih baik, taraf hidup dan kesejahteraan para penerima bantuan dapat semakin meningkat,” ujarnya di sela seremoni “Serah Terima Simbolis Rumah Sederhana Layak Huni”, pertengahan pekan ini.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus Abdul Halil menyambut positif PT Djarum yang turut menyukseskan program RSLH di Kabupaten Kudus. Ia mengatakan bahwa penerima bantuan merupakan masyarakat yang sudah dipilih berdasarkan beberapa aspek, mulai dari rumah yang tidak layak huni, tidak berada di atas tanah sengketa, memiliki sertifikat hak milik.
“Kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku usaha merupakan energi positif yang sangat dibutuhkan agar seluruh upaya pengentasan kemiskinan dapat terakselerasi dengan baik,” ucap Abdul Halil.
Salah satu penerima bantuan dari program ini yaitu Kusnandar dari Desa Setrokalangan Kecamatan Kaliwungu, Kudus. Ia mengatakan keluarganya sangat terbantu dan merasa bahagia menjadi salah satu orang yang terpilih. Kini, tempat tinggalnya menjadi lebih layak huni setelah dilakukan renovasi. “Saya sekeluarga sangat senang dan tidak menyangka rumah kami yang semula seadanya sekarang menjadi terlihat sangat berbeda dan nyaman ditempati. Terima kasih PT Djarum dan pemerintah Kabupaten Kudus yang turut membantu,” ujarnya.
Selain di dua rumah Desa Setrokalangan, program ini juga diberikan ke delapan rumah lainnya dengan sebaran dua rumah di Desa Pasuruhan, satu rumah di Desa Medini, satu rumah di Desa Getassrabi, satu rumah di Desa Rahtawu, satu rumah di Desa Bulungcangkring, satu rumah di Desa Jetis Kapuan, satu rumah di Desa Loram Kulon.
Deputi GM Corporate Communications Djarum Achmad Budiharto mengatakan, keikutsertaan PT Djarum dalam menyukseskan program RSLH merupakan komitmen mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan menaikkan taraf hidup masyarakat. Sebelumnya, program renovasi serupa juga sudah dijalankan PT Djarum kepada warga di Pemalang, Jawa Tengah.
“Program renovasi rumah ini tak lepas dari upaya Djarum untuk ambil bagian dalam program pengentasan kemiskinan ekstrem agar masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan memiliki rumah yang layak huni. Khusus di Kudus yang merupakan kantor pusat kami, kegiatan ini adalah upaya Djarum dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Kota Kretek,” kata Budiharto.
Bedah rumah dilakukan sehingga hunian tersebut memenuhi tiga hal dasar yakni Sehat, Aman, dan Layak. Dari sisi kesehatan, renovasi rumah melingkupi perbaikan terhadap sanitasi air kotor, pencahayaan serta memastikan udara tersirkulasi dengan baik. Sementara itu, rumah yang direnovasi juga dibangun dengan konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga dapat menjadi tempat bernaung yang aman bagi seluruh keluarga.
Tak hanya itu, renovasi yang dilakukan juga memperhatikan unsur estetika agar setiap penghuni dapat tinggal dengan bahagia dan nyaman di rumah tersebut. Misalnya, untuk lantai dari yang semula tanah kini menggunakan keramik. Lalu untuk atap, dipasangkan plafon agar menghalau udara panas dari genting.
“Sebagai tempat bernaung, rumah layak huni merupakan aspek penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan kualitas hidup yang baik itu, para penghuninya kemudian dapat melakukan hal-hal yang bersifat produktif dan membuahkan perbaikan ekonomi bagi keluarga tersebut,” ujar Budiharto.