REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan Cendekiawan Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan penyebutan Nabi Muhammad SAW dan sahabat dalam Surat An Nisa ayat 69. Dalam ayat ini disebutkan bahwa sebaik-baik teman adalah para nabi dan para shiddiqin.
Dalam penggalan ayat tersebut, Allah SWT berfirman:
مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا
“Yaitu para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah sebaik-baik teman.”
Menurut Nursi, ayat tersebut menjelaskan bahwa yang benar-benar berada di atas shirat al-Mustaqim dan diberi karunia Tuhan adalah para nabi, kelompok shiddiqin, golongan syahid, kaum yang saleh, serta para tabiin.
Selain menjelaskan hakikat tersebut, menurut Nursi, ayat di atas secara tegas juga menerangkan siapa saja orang-orang yang berada dalam lima golongan itu dalam dunia Islam, serta menunjukkan para imam dari lima golongan tersebut dengan menyebutkan karakter istimewa mereka.
Selanjutnya, dengan cahaya kemukjizatan, ayat tersebut menentukan para imam masing-masing golongan itu di masa yang akan datang beserta posisi mereka dalam bentuk informasi yang bersifat ghaib.
Sebagaimana ungkapan (النَّبِيّٖنَ) ‘para nabi’ secara jelas mengarah pada Rasul SAW, ungkapan (وَالصِّدِّيْقِيْنَ) ‘para shiddiqin’ juga mengarah pada Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Hal itu sebagai isyarat bahwa ia adalah sosok kedua sesudah Rasul SAW sekaligus sebagai khalifah pertama yang menggantikan beliau.
"Kata ash-Shiddiq merupakan simbol istimewa yang menjadi gelar beliau dan nama tersebut sudah dikenal oleh semua umat Islam. Ia akan menjadi pimpinan bagi orang-orang yang shiddiq," jelas Nursi dalam bukunya yang berjudul Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press, halaman 63-64.
Kemudian, lanjut Nursi, ungkapan (وَالشُّهَدَاۤءِ) ‘orang-orang yang mati syahid’ mengarah pada Umar, Utsman, dan Ali Ra. Sebagai informasi yang bersifat gaib, menurut dia, ayat tersebut menjelaskan bahwa ketiga orang tadi akan mendapatkan posisi kekhalifahan setelah ash-Shiddiq dan bahwa mereka akan mati syahid sehingga kemuliaan mereka bertambah.
Selanjutnya, ungkapan (وَالصّٰلِحِيْنَ) ‘orang-orang yang saleh’ mengarah pada para sahabat ahlu Suffah (yang tinggal di beranda Masjid Nabawi), para sahabat yang ikut dalam perang Badar, serta para sahabat yang melakukan Baiat ar-Ridwan. Sementara, ungkapan (وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا) ‘dan mereka itulah sebaik-baik teman’ secara jelas mengarah pada para pengikut mereka sekaligus menerangkan keindahan dan kebaikan sikap tabiin yang mengikuti golongan sebelumnya.
"Secara implisit, ungkapan itu juga tertuju pada Hasan sebagai khalifah kelima dan membenarkan keterangan hadis yang berbunyi, 'Kekhalifahan sesudahku berlangsung selama tiga puluh tahun'. Meskipun masa kekhalifahannya singkat, namun nilainya sangat besar," kata Nursi.