Ahad 06 Nov 2022 20:31 WIB

Kasus Gagal Ginjal Akut Diklaim Berkurang Drastis

PR pemerintah adalah menekan kasus baru gagal ginjal akut hingga nol.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Seorang karyawan menunggu pelanggan di apotek di Jakarta, Indonesia, Selasa, 1 November 2022. Otoritas Indonesia telah mencabut izin dua perusahaan farmasi yang memproduksi obat-obatan jenis sirup menyusul kematian sejumlah anak akibat cedera ginjal akut, kata pejabat Selasa.
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Seorang karyawan menunggu pelanggan di apotek di Jakarta, Indonesia, Selasa, 1 November 2022. Otoritas Indonesia telah mencabut izin dua perusahaan farmasi yang memproduksi obat-obatan jenis sirup menyusul kematian sejumlah anak akibat cedera ginjal akut, kata pejabat Selasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengeklaim telah berhasil menekan secara drastis kasus baru dan angka kematian kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak. Tren penurunan kasus terlihat semenjak obat-obatan sirup dilarang dan dilakukan pemberian obat penawar ginjal fomepizole.

"Kita sudah berhasil menurunkan secara drastis kasus baru dan kasus kematian," ujar Budi dalam pesan singkatnya, Ahad (6/11/2022).

Baca Juga

Saat ini, lanjut Budi, pekerjaan rumah yang harus dilakukan adalah dengan menekan penambahan kasus baru karena obat ke level 0. Pihaknya pun masih mempelajari penyebab lain GGPA selain karena obat sirup yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

"Kita harus coba tekan kasus baru karena obat ke level 0. Setiap ada kasus baru kita kejar penyebabnya apa," ujarnya.

Budi mengatakan, meskipun sudah ada larangan penggunaan sirop yang diduga terkontaminasi EG dan DEG, masih saja ada para orang tua yang memberikannya kepada anak. Bahkan, pada 29 Oktober dan 1 November kembali ada laporan kasus GGPA yang disebabkan oleh konsumsi obat sirop di apotek kota tier kedua.

"Kasus minggu lalu terjadi di tanggal 29 Oktober dan 1 November. Karena pasien masih saja mengonsumsi obat sirop di apotik tier kedua," ungkapnya.

Mantan Wakil Menteri BUMN itu pun meminta seluruh dinas kesehatan (dinkes) terus mengomunikasikan pelarangan obat-obat sirop yang kini sudah dilarang diedarkan oleh pemerintah. "Tolong para dinkes bisa bantu komunikasi publik, baik ke masyarakat maupun stakeholder, yakni DPRD dan organisasi masyarakat, sejak pelarangan obat-obatan sirop dan pemberian fomepizole jumlah kasus dan jumlah kematian sudah turun secara drastis," tegasnya.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Muhammad Syahril mengatakan, penggunaan fomepizole berdampak positif bagi pasien GGAPA. Efeknya 95 persen pasien anak di RSCM menunjukkan perkembangan yang terus membaik selama mendapatkan terapi. Artinya efikasinya baik dalam memberikan kesembuhan dan mengurangi perburukan gejala.

“Saya ulangi, tidak ada komersialisasi obat, tujuannya semata-mata untuk keselamatan anak indonesia” tegas dr Syahril

Sebanyak 246 vial Fomepizole sudah didatangkan di Indonesia di mana 146 vial fomepizole sudah didistribusikan kepada 17 rumah sakit di 11 provinsi Indonesia, sementara 100 vial menjadi buffer stok pusat. “Kita cukup beruntung saat ini ada 246 vial fomepizol yang sudah ada di Indonesia dimana sebagian besar atau 87 persennya adalah donasi gratis dari negara lain” ujar dr Syahril

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per tanggal 3 November 2022 pukul 16.00 WIB, jumlah kasus GGA di Indonesia tercatat sebanyak 323 orang terdiri dari 99 kasus sembuh, 34 kasus dirawat dan 190 kematian. Adapun 5 provinsi dengan jumlah kasus terbanyak diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, dan Sumatra Barat.

Baca juga : DPR Dorong Pemerintah Produksi Obat Gagal Ginjal Akut

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement