Senin 07 Nov 2022 00:01 WIB

Paus Fransiskus Kunjungi Gereja Tertua di Negara Teluk

Paus menempatkan Bahrain sebagai salah satu negara paling akomodatif bagi non-Muslim

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Andi Nur Aminah
Paus Fransiskus (kiri) bersama Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa (kanan) meninggalkan upacara penyambutan bersama otoritas masyarakat sipil dan korps diplomatik, di halaman Istana Kerajaan Sakhir di Awali, Kerajaan Bahrain, 03 Nopember 2022.
Foto: EPA-EFE/MAURIZIO BRAMBATTI
Paus Fransiskus (kiri) bersama Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa (kanan) meninggalkan upacara penyambutan bersama otoritas masyarakat sipil dan korps diplomatik, di halaman Istana Kerajaan Sakhir di Awali, Kerajaan Bahrain, 03 Nopember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMAH -- Paus Fransiskus mengakhiri perjalanannya di Bahrain pada Ahad (6/11/2022) dengan mengunjungi gereja Katolik tertua di negara Teluk. Dia kemudian memberitahu para uskup, imam dan biarawati untuk tetap bersatu saat mereka melayani umat beriman di wilayah mayoritas Muslim.

Acara terakhir dari perjalanan empat hari berlangsung di gereja Sacred Heart yang dibangun pada 1939 di atas tanah yang disumbangkan oleh penguasa saat itu. Paus menempatkan Bahrain sebagai salah satu negara yang paling akomodatif bagi non-Muslim.

Baca Juga

Dilansir dari Al Arabiya, Ahad (6/11/2022), Bahrain memiliki dua gereja Katolik, termasuk sebuah katedral modern yang merupakan gereja terbesar di Semenanjung Arab. Bangunan itu memiliki sekitar 160 ribu umat Katolik. Kebanyakan dari mereka adalah pekerja asing.

Francis, yang menderita penyakit lutut yang memaksanya menggunakan kursi roda selama perjalanan mengatakan kepada para pemimpin Katolik setempat untuk menghindari faksi, pertengkaran, dan gosip. “Perpecahan duniawi, tetapi juga perbedaan etnis, budaya dan ritual, tidak dapat melukai atau mengkompromikan kesatuan Roh,” katanya kepada mereka.