REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Wali Kota Kiev Vitali Klitschko mendesak warga untuk bersiap menghadapi skenario terburuk dengan membuat rencana darurat meninggalkan kota dan tinggal bersama teman atau keluarga. Peringatan ini muncul akibat ibu kota Ukraina dan kota lainnya menghadapi kekurangan pasokan listrik sehingga dilakukan pembatasan.
CEO perusahan pemasok utama energi ke Kiev YASNO Sergei Kovalenko mengatakan, Ukraina menghadapi defisit 32 persen dalam proyeksi pasokan listrik pada Senin (7/11/2022).
"Ini banyak, dan ini force majeure," katanya.
Sementara itu otoritas energi nasional memperingatkan pemadaman yang direncanakan. Kemungkinan pembatasan pasokan listrik lebih lanjut di ibu kota dan wilayah di sekitarnya serta enam wilayah lebih lanjut di negara itu.
Peringatan itu menyusul pernyataan Klitschko yang mendesak warga untuk mempertimbangkan segalanya, termasuk skenario terburuk saat ibu kota kehilangan listrik dan air. "Jika Anda memiliki keluarga besar ... atau teman di luar Kiev, di mana ada pasokan air dan pemanas. Harap mempertimbangkan kemungkinan tinggal di sana untuk jangka waktu tertentu," katanya dalam wawancara televisi akhir pekan.
Operator jaringan Ukrenergo mengatakan, konsumsi listrik harus dipotong hingga 30 persen. Penutupan darurat lebih lanjut juga dapat dilakukan untuk melindungi sistem yang telah mengalami serangan rudal besar-besaran pada 10, 11, 17, 22 Oktober, dan 2 November.
"Dari pukul 06.00 hingga akhir hari, jadwal pembatasan yang direncanakan akan diberlakukan," kata Ukrenergo di saluran Telegram.
Sedangkan Gubernur wilayah Kherson Yaroslav Yanushevych mengatakan, pasukan Rusia menghancurkan sekitar 1,5 km kabel listrik, memutus pasokan listrik ke kota Beryslav. "Kemungkinan tidak akan ada listrik di Beryslav sampai sepenuhnya dibebaskan dari pendudukan," kata Yanushevych menyatakan saluran listrik yang mengarah ke Kherson juga telah dihancurkan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan, negara itu bersiap menghadapi serangan baru Rusia terhadap infrastrukturnya. Dalam video malam, dia mengatakan, lebih dari 4,5 juta konsumen sudah tanpa listrik.
"Kami juga memahami bahwa negara teroris sedang memusatkan kekuatan dan sarana untuk kemungkinan pengulangan serangan massal terhadap infrastruktur kami. Pertama-tama, energi. Secara khusus, untuk ini, Rusia membutuhkan rudal Iran. Kami sedang bersiap untuk merespons," ujar Zelenskyy.
Iran mengakui untuk pertama kalinya pada Sabtu (5/11/2022), bahwa telah memasok Rusia dengan drone tetapi sebelum invasi ke Ukraina dilakukan. Pesawat nirawak ini digunakan Moskow untuk menargetkan pembangkit listrik dan infrastruktur sipil.