Senin 07 Nov 2022 11:09 WIB

Paus Fransiskus Serukan Eropa Berkolaborasi Tangani Isu Migran

Masalah tak bisa hanya diserahkan ke negara yang jadi tempat mendarat migran

Dalam file foto Rabu, 11 November 2020 ini, pengungsi dan migran diselamatkan oleh anggota LSM Spanyol Proactiva Open Arms, setelah meninggalkan Libya mencoba mencapai tanah Eropa dengan kapal karet yang penuh sesak di laut Mediterania.
Foto: AP/Sergi Camara
Dalam file foto Rabu, 11 November 2020 ini, pengungsi dan migran diselamatkan oleh anggota LSM Spanyol Proactiva Open Arms, setelah meninggalkan Libya mencoba mencapai tanah Eropa dengan kapal karet yang penuh sesak di laut Mediterania.

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA – Paus Fransiskus menyerukan negara anggota Uni Eropa berbagi beban dalam menangani isu arus migran. Dia mengatakan, masalah tersebut tak bisa hanya diserahkan ke negara-negara yang dijadikan tempat mendarat para migran.

"Uni Eropa harus mengambil kebijakan kolaborasi dan bantuan. Uni Eropa tidak dapat meninggalkan Siprus, Yunani, Italia, dan Spanyol dengan tanggung jawab semua migran yang tiba di pantai mereka," kata Paus Fransiskus kepada awak media di pesawatnya dalam perjalanan pulang ke Vatikan setelah menyelesaikan kunjungan selama empat hari ke Bahrain, Ahad (6/11/2022), dikutip laman TRT World.

Baca Juga

Paus Fransiskus berpendapat, setiap pemerintah Uni Eropa harus menyepakati berapa banyak migran yang dapat diterimanya. "Kebijakan migrasi harus disepakati oleh semua negara. Tidak mungkin ada kebijakan tanpa konsensus," ucapnya.

Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini segera menyambut pernyataan Paus Fransiskus. “Italia tidak bisa dibiarkan sendiri dan tidak bisa menerima semua orang,” ujar Salvini.

Pernyataan Paus Fransiskus memang muncul setelah sejumlah kelompok kemanusiaan menuduh Italia melanggar hukum internasional. Hal itu karena Italia menolak menampung migran yang telah terombang-ambing di laut. Organisasi hak asasi manusia (HAM) Amnesty International mendesak Italia berhenti melakukan diskriminasi. “Hukum laut sudah jelas; penyelamatan berakhir ketika semua yang diselamatkan diturunkan di tempat yang aman,” kata Amnesty.

Italia akhirnya memutuskan menerima 144 migran, termasuk anak-anak dan mereka yang tengah sakit. Sebuah kapal mengangkut mereka dan menurunkannya di pelabuhan Catania. Italia dilaporkan telah menerima 357 migran. Sementara 215 lainnya tak diizinkan masuk ke negara tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement