Senin 07 Nov 2022 11:21 WIB

Presiden Korsel Janjikan Reformasi Kepolisian

Presiden Korsel janji akan mereformasi polisi dan sistem manajemen keselamatan.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berbicara kepada bangsa tentang penyerbuan mematikan hari Sabtu di distrik rekreasi ibukota Itaewon, di kantor kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, Minggu, 30 Oktober 2022.
Foto: AP/Suh Myung-geon/Yonhap
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berbicara kepada bangsa tentang penyerbuan mematikan hari Sabtu di distrik rekreasi ibukota Itaewon, di kantor kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, Minggu, 30 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol meminta maaf atas peristiwa Halloween yang mematikan di Seoul. Dia berjanji untuk meminta pertanggungjawaban pejabat terkait serta akan mereformasi polisi dan sistem manajemen keselamatan.

"Saya meminta maaf kepada keluarga yang berduka yang menderita tragedi yang tak terkatakan, dan kepada orang-orang yang berbagi rasa sakit dan kesedihan," ujar Yoon.

Baca Juga

Yoon menyampaikan permintaan maaf selama pertemuan untuk meninjau aturan keselamatan, karena negara terus berduka atas korban. Investigasi sedang dilakukan untuk mengetahui tanggapan pihak berwenang atas kecelakaan itu.

"Saya tidak berani membandingkan diri saya dengan orang tua yang kehilangan putra dan putri mereka, tetapi sebagai presiden yang seharusnya melindungi kehidupan dan keselamatan rakyat, saya sedih," kata Yoon.

Kecelakaan 29 Oktober menewaskan 156 orang yang sebagian besar berusia 20-an hingga 30-an tahun. Peristiwa ini pun melukai 197 lainnya ketika orang-orang membanjiri gang-gang sempit distrik populer Itaewon untuk merayakan perayaan Halloween bebas pembatasan Covid-19 pertama dalam tiga tahun.

Polisi telah menghadapi kritik dan pengawasan publik yang ketat atas tanggapannya selama tragedi itu. Petugas yang diturunkan dalam acara itu diketahui hanya 137 orang, meskipun memperkirakan sebelumnya sebanyak 100 ribu orang akan berkumpul.

Pekan lalu, transkrip dari beberapa panggilan darurat yang dibuat dari jam-jam menjelang kecelakaan menunjukkan bahwa orang-orang telah memperingatkan potensi kekacauan dan mendesak intervensi. Yoon awalnya menganggap penanganan pihak berwenang yang buruk karena kekurangan dalam manajemen kerumunan dan peraturan keselamatan negara itu. Menyusul laporan transkrip panggilan, dia dengan tajam menegur polisi dan meminta maaf kepada para korban dan khalayak yang lebih luas.

Yoon juga berjanji untuk merombak sistem manajemen keselamatan nasional, melakukan penyelidikan menyeluruh, dan membawa mereka yang bertanggung jawab atas kegagalan tersebut.

"Secara khusus, reformasi ekstensif diperlukan dalam pekerjaan polisi, yang penting untuk mempersiapkan bahaya dan mencegah kecelakaan, untuk melindungi keselamatan rakyat," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement