REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami penguatan pada pekan ini setelah pekan lalu mengalami penurunan tipis 0,9 persen. Tertopang oleh sejumlah sentimen positif dari pekan lalu dan pekan ini, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 10 saham yang layak untuk ditradingkan pekan ini.
Penguatan IHSG pekan lalu antara lain ditopang oleh data PMI Indonesia, inflasi dan kenaikan suku bunga AS. Sementara itu, dua sentimen positif yang bakal menjadi bahan bakar baru untuk kenaikan IHSG pekan ini adalah cadangan devisa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Rifqi Satria Dinandra menguraikan sentimen positif PMI Indonesia tetap di level ekspansif. Indeks turun ke 51,8 dari sebelumnya 53,7, output produksi dan permintaan baru tumbuh lebih lambat, tekanan inflasi mulai melambat dan kepercayaan bisnis meningkat tajam.
Menurut Rifqi, indeks PMI Manufaktur digunakan untuk melihat tren perekonomian pada sektor manufaktur dan jasa. PMI yang masih ekspansif pada 51,8 menandakan pertumbuhan sektor manufaktur dan jasa. "Tidak perlu khawatir, karena perlambatan belum terjadi. Ini jadi sentimen positif bagi IHSG," jelas Rifqi, Senin (7/11/2022).
Pada Oktober, Indonesia mencatatkan deflasi -0,11 persen mom lebih rendah dari konsensus +0,10 mom dan sebelumnya +1,17 persen mom. Secara tahunan, inflasi Indonesia tercatat 5,71 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya 5,95 persen and consensus 5,98 persen.
Sedangkan, inflasi inti secara tahunan pun masih di dalam target Bank Indonesia (BI) yaitu 3±1 persen sebesar 3,31 persen. Menurut Rifqi, data-data ini mengindikasikan tekanan inflasi akibat kenaikan BBM sudah mereda. Pelaku pasar khawatir akan tingginya inflasi sejak kenaikan BBM.
Market pekan ini juga akan tertopang oleh kenaikan suku bunga AS sejak The Fed memutuskan kenaikan suku bunga 75 bps menjadi 4 persen. Jerome Powell mengatakan, obrolan untuk memberhentikan kenaikan suku bunga sementara masih cukup premature.
Pelaku pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga bulan Desember akan lebih rendah dari biasanya. "Ada potensi bulan Desember kenaikan suku bunga tidak setinggi saat ini, hal ini akan menjadi sentimen positif bagi bursa global termasuk Indonesia," kata Rifqi.
Kenaikan IHSG juga akan ditopang nilai cadangan devisa yang cukup tinggi. Menurut Rifqi, cadangan devisa menjadi salah satu indikator kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara. Cadangan devisa yang mengalami kenaikan akan menjadi sentimen positif bagi IHSG.
"Cadangan devisa Indonesia tidak akan berkurang banyak karena neraca perdagangannya masih potensi surplus. Cadangan devisa yang tinggi membuat investor akan menghilangkan kekhawatirannya terhadap fluktuasi nilai mata uang," terangnya.
Data pertumbuhan ekonomi Indonesia pad kuartal III bakal menjadi sentimen positif bagi IHSG. Pertumbuhan perekonomian merupakan salah satu indikator terpenting untuk melihat tren atau arah pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Investor sangat mengantisipasi rilis pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pada kuartal I dan kuartal II, ekonomi Indonesia sudah tumbuh 5,01 persen dan 5,44 persen.
Pertumbuhan di kuartal III diperkirakan akan lebih tinggi dengan konsensus analis sebesar 5,60 persen. "Kalau rilisnya lebih baik atau sesuai maka akan menjadi pendorong kenaikan IHSG minggu ini," kata Rifqi.