Senin 07 Nov 2022 14:12 WIB

Megawati Khawatir Dunia Jadi Mabuk dan Picu Perang

Sebagai penggagas gerakan Non-Blok, Indonesia wajib halangi persenjataan massal.

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekhawatirannya jika dunia ini 'mabuk', lalu menggunakan persenjataan massal sehingga memicu perang. Sebagai negara penggagas gerakan Non-Blok, Indonesia wajib menghalangi kondisi itu.

"Tentu, sebagai penggagas gerakan Non-Blok, peran bangsa Indonesia wajib menghalangi segala gerakan-gerakan persenjataan oleh negara-negara lain," kata Megawati saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective di Gedung ANRI, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Baca Juga

"Kalau sekarang 'kan semua orang mengatakan bahwa hak asasi manusia, itu sangat betul lho. Makanya, itu harus diingatkan terus hak asasi manusia itu, di Indonesia sudah ada perikemanusiaan," ujarnya.

Megawati lantas mengungkit sejumlah perang di mana negara-negara dunia berupaya mencegahnya, seperti perang asimetris, proxy war, perang dagang, perang persenjataan, dan perang hegemoni. Menurut dia, perang-perang itu memiliki potensi eskalasi dengan cepat dan mengkhawatirkan semua negara.

Karena itu, Megawati mengajak negara-negara Non-Blok untuk memperkuat gerak solidaritas antarbangsa. "Mau ke mana sih kapal kita ini? Kita itu bukan Indonesia saja lho. Kalau itu sebuah kapal, Bung Karno sampai bicara leidstar, bintang penerang. Itu 'kan sebetulnya tujuan, 'kan bintang enggak pindah, di sana saja," kata Megawati.

Ia meminta semua pihak mengobarkan kembali spirit Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non-Blok, dan Konferensi Trikontinental, untuk bisa mengupayakan, mewujudkan perdamaian abadi. "Jangan pernah lelah berjuang, terus tiada henti-hentinya menyuarakan setop perang, pelucutan senjata massal," kata Megawati.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement