Ekonomi Jatim Kuartal III-2022 Tumbuh 2,15 Persen (Q-to-Q)
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ekonomi Jatim Kuartal III-2022 Tumbuh 2,15 Persen (Q-to-Q) (ilustrasi). | Foto: Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi setempat pada triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan 2,15 persen jika dibanding triwulan II-2022 (Q-to-Q). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kategori Konstruksi sebesar 7,98 persen. Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar-Eceran juga tumbuh 1,57 persen.
Kemudian kategori Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan 3,14 persen. "Beberapa lapangan usaha yang mengalami kontraksi di antaranya adalah Pertambangan dan Penggalian sebesar 1,00 persen, Jasa Keuangan 3,92 persen, dan Administrasi Pemerintahan 1,36 persen," kata Dadang, Selasa (7/11).
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 8,54 persen. Sementara itu, komponen yang mengalami kontraksi adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang mengalami kontraksi sebesar 0,82 persen.
Jika dibandingkan triwulan III-2021 (Y-on-Y) ekonomi Jawa Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,58 persen. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 28,02 persen. Kemudian, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 13,14 persen.
"Sedangkan Pertambangan dan Penggalian terkontraksi 6,83 persen," ujarnya. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Luar Negeri yang tumbuh sebesar 8,53 persen.
Dadang melanjutkan, secara kumulatif sampai dengan Triwulan III-2022 (C-to-C) ekonomi Jawa Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,53 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali Pertambangan dan Penggalian serta Administrasi Pemerintahan.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 22,97 persen. Kemudian, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 9,22 persen. Sedangkan Pertambangan dan Penggalian terkontraksi 8,24 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Luar Negeri yang tumbuh sebesar 13,53 persen. Sementara itu komponen yang mengalai kontraksi adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang mengalami kontraksi sebesar 0,21 persen.