Senin 07 Nov 2022 16:45 WIB

Telan Investasi Rp 14,7 Triliun, Proyek Smelter Amman Mineral Capai 50 Persen

Amman Mineral menargetkan pembangunan smelter ini tuntas pada 2024.

Sejumlah alat berat mengangkut material di tambang Batu Hijau milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kecamatan Sekongkang, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.
Foto: FOTO ANTARA/Ahmad Subaidi/Koz/Spt/13.
Sejumlah alat berat mengangkut material di tambang Batu Hijau milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kecamatan Sekongkang, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek pembangunan pabrik pengolahan (smelter) mineral logam yang dikembangkan PT Amman Mineral Nusa Tenggara, perusahaan pertambangan mineral yang terafiliasi dengan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDCO), hingga awal November 2022 hampir mencapai 50 persen. Amman Mineral memproyeksikan pembangunan smelter tuntas 2024 dari proyeksi awal yang ditetapkan pemerintah pada Juni 2023.

Head of Corporate Communications Amman Mineral, Kartika Octaviana, mengatakan pembangunan smelter di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat yang diperkirakan menelan biaya investasi 982 juta dolar AS atau setara Rp14,7 triliun INI memang sedikit mundur dari jadwal seharusnya karena adanya Covid-19. Pandemi Covid-19 membuat sejumlah pertemuan tatap muka untuk membahas spesifikasi teknik dan rekayasa smelter yang akan berdampak pada timeline pengerjaan konstruksi, serta keterlambatan dalam proses negosiasi dan financial statement decission.

Baca Juga

Sementara pada tahun ini, lanjut Kartika, tantangan semakin besar dengan adanya konflik Ukraina-Rusia juga turut mempengarug beberapa hal, yakni terhambatnya supply chain, antara lain meningkatnya biaya mobilisasi barang dan manusia, kekurangan container hingga penutupan port. “Akibatnya mobilisasi peralatan dan perlengkapan besar yang sangat penting untuk konstruksi smelter terutama dari Eropa mengalami keterlabatan dari jadwal awal,” katanya dalam keterangan pers, Senin (7/11/2022).

Karena sudah hampir 50 persen investasi dikucurkan, lanjut Vina, mustahil AMMAN mundur dari proyek smelter. “Artinya, kami tetap berkomitmen menyelesaikan pembangunan smelter, apalagi pendanaan juga sudah tersedia,” ujarnya.

Proyek smelter Batu Hijau diproyeksikan memiliki kapasitas produksi 222.000 ton katoda tembaga. Selain itu, smelter nantinya menghasilkan 17,8 ton emas, 54,7 ton perak dan 830.000 asam sulfat.

Sementara itu Head of Social Impact Amman Mineral, Priyo Pramono, mengambahkan capaian verifikasi enam bulan selalu melampaui target dan pembangunan camp telah selesai pada Oktober 2022. Konstruksi smelter dan fasilitas pendukung juga telah dimulai sejak Juli 2022 dengan pemasangan tiang pancang antara lain instalasi fasilitas special water, berupa air desalisasi dan demineralisasi. 

“Mobilisasi kontraktor ke wilayah konstruksi telah dilakukan,” ujarnya.

Menurut Priyo, pesanan pembelian (purchase order) untuk long lead equipment telah dieksekusi. Apalagi sudah ada penandatanganan kesepakatan untuk pembiayaan sindikasi dari bank dan perusahaan telah melakukan proses rekrutmen secara bertahap yang disesuaikan dengan tahap konstrksi , bekerja sama dengan Pemerintah KSB dan NTB.

Dalam pengembangan smelter di Batu Hijau, AMMAN menggandeng perusahaan China untuk membangun smelter tembaga di KSB. Hal ini ditandai dengan diterbitkannnya Letter of Intent (LoI) untuk Konsorsium NFC (China Non-ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd) sebagai kontraktor Engineering, Procurement dan Construction (EPC), dan NERIN (China Nerin Engineering Co., Ltd.) sebagai penyedia layanan teknis. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement